Teknikterbaik melatih ketrampilan menulis esai adalah dengan membuat list pertanyaan, kemudian menjawab satu persatu pertanyaan tersebut. Dengan cara ini kita belajar menyusun argumentasi menjadi lebih fokus. Saat menjawab pertanyaan yang sudah dibuat itu kita bisa memanfaatkan pengetahuan dan opini kita sendiri untuk memecahkan persoalan.
Unduh PDF Unduh PDF Paragraf adalah bagian kecil karya tulis yang terdiri dari beberapa biasanya 3–8 kalimat.[1] Semua kalimat ini berkaitan dengan tema atau ide umum. Paragraf itu sendiri ada beberapa jenis. Ada paragraf yang memuat klaim argumentatif, dan ada paragraf yang menceritakan kisah fiksi. Apa pun jenis paragraf yang Anda tulis, Anda bisa mulai dengan mengatur ide, mempertimbangkan pembaca, dan membuat rencana cermat. 1 Kenali struktur paragraf argumentatif. Kebanyakan paragraf argumentatif memiliki struktur yang jelas, khususnya paragraf dalam konteks akademis. Tiap paragraf mendukung tesis keseluruhan atau klaim argumentatif dalam karya tulis, dan menyajikan informasi baru yang dapat meyakinkan pembaca bahwa posisi Anda benar. Komponen-komponen yang membentuk paragraf adalah sebagai berikut Kalimat topik. Kalimat topik menjelaskan isi paragraf kepada pembaca. Biasanya, kalimat ini menyatukan argumen yang lebih besar dan menjelaskan alasan paragraf itu dimasukkan dalam esai. Kadang, kalimat topik terdiri dari 2 atau bahkan 3 kalimat walaupun biasanya hanya satu kalimat.[2] Bukti. Kebanyakan paragraf pembahasan dalam makalah argumentatif memuat semacam bukti yang mendukung bahwa posisi penulisnya benar. Bukti ini dapat berupa banyak hal, seperti kutipan, survei, atau bahkan pengamatan sendiri.[3] Paragraf merupakan tempat penyajian bukti tersebut dalam cara yang meyakinkan.[4] Analisis. Paragraf yang bagus tidak hanya menyajikan bukti, tetapi juga menjelaskan alasan yang membuat bukti tersebut berharga, apa yang membuat bukti itu lebih baik dari bukti lain, dan maknanya. Di sinilah analisis diperlukan. Kesimpulan dan transisi. Setelah analisis, paragraf yang bagus akan ditutup dengan penjelasan yang menyatakan signifikansi paragraf tersebut, bagaimana kesesuaiannya dengan tesis esai, dan sebagai titik awal paragraf berikutnya.[5] 2Baca ulang pernyataan tesis. Jika Anda menulis esai argumentatif, tiap paragraf harus makin menjelaskan klaim keseluruhan. Sebelum Anda menulis paragraf argumentatif, tetapkan pernyataan tesis lebih dahulu. Pernyataan tesis adalah deskripsi 1–3 kalimat tentang apa yang Anda uraikan dan alasan yang membuat opini Anda penting. Apakah Anda berpendapat bahwa semua orang Indonesia harus menggunakan bola lampu hemat energi di rumah? Atau, apakah Anda berpendapat bahwa semua orang semestinya bebas memilih produk yang ingin dibeli? Sebelum mulai menulis, pastikan argumen Anda sudah jelas.[6] 3Tulis bukti dan analisis terlebih dahulu. Kadang, lebih mudah memulai penulisan di tengah paragraf argumentatif daripada di awal paragraf. Jika Anda sulit memulai paragraf dari awal, cobalah berfokus pada bagian paragraf yang paling mudah ditulis, yaitu bukti dan analisis. Setelah menyelesaikan komponen yang lebih jelas, Anda bisa melanjutkan ke kalimat topik. 4Buat daftar bukti yang mendukung pernyataan tesis. Apa pun argumen yang coba disampaikan, Anda harus menggunakan bukti untuk meyakinkan pembaca bahwa Anda benar. Bukti bisa berupa banyak hal, seperti dokumentasi sejarah, kutipan dari pakar, hasil studi ilmiah, survei,atau pengamatan Anda sendiri.[7] Sebelum memulai paragraf, tulis semua bukti yang menurut Anda akan mendukung klaim.[8] 5 Pilih 1–3 bukti terkait untuk dimasukkan dalam paragraf. Tiap paragraf harus menyatu dan bisa berdiri sendiri. Artinya, Anda tidak boleh memasukkan terlalu banyak bukti yang harus dianalisis. Sebaliknya, tiap paragraf harus memuat 1–3 bukti saja. Periksa semua bukti yang sudah dikumpulkan. Apakah ada yang tampaknya berkaitan? Itu adalah indikasi bahwa bukti-bukti tersebut bisa disatukan dalam paragraf yang sama.[9] Beberapa indikasi bukti yang dapat dikaitkan adalah Jika memiliki tema atau ide yang sama Jika memiliki sumber yang sama seperti dokumen atau studi yang sama Jika penulisnya sama Jika tipe bukti tersebut sama seperti dua survei dengan hasil yang sama 6 Tulis bukti dengan teknik 5W + 1H. Teknik 5W + 1H dalam penulisan adalah mempertanyakan Who Siapa, What Apa, When Kapan, Where Di Mana, Why Mengapa, dan How Bagaimana. Ini adalah informasi latar belakang yang sangat penting dan dibutuhkan oleh pembaca untuk memahami poin uraian Anda.[10] Ketika menulis bukti, pertimbangkan pembaca. Jelaskan apa bukti Anda, bagaimana dan mengapa bukti itu dikumpulkan, dan apa maknanya. Beberapa hal khusus yang perlu diingat adalah Anda harus mendefinisikan istilah penting atau jargon yang mungkin tidak familier bagi pembaca What. Anda harus menyediakan tanggal dan lokasi penting, jika relevan seperti di mana dokumen bersejarah ditandatangani When, Where. Anda harus menjelaskan bagaimana bukti didapatkan. Misalnya, jelaskan metode studi ilmiah yang memberikan bukti How. Anda harus menjelaskan siapa yang menyediakan bukti. Apakah ada kutipan dari pakar? Mengapa orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan tentang topik Anda? Who. Anda harus menjelaskan alasan bukti ini penting atau patut diperhatikan Why. 7 Tulis 2–3 kalimat yang menganalisis bukti. Setelah menyajikan bukti penting dan terkait, Anda harus menjelaskan bagaimana kontribusi bukti tersebut pada argumen yang lebih besar. Bagian ini memerlukan analisis. Anda tidak bisa menyediakan bukti saja, lalu melanjutkan dengan pembahasan lain. Jelaskan alasan yang membuat bukti itu penting. Beberapa pertanyaan yang bisa Anda pikirkan ketika menganalisis bukti adalah Apa yang mengaitkan bukti ini? Bagaimana bukti ini membuktikan tesis saya? Apakah ada pernyataan kontra atau penjelasan alternatif yang harus saya perhatikan? Apa yang membuat bukti ini menonjol? Apakah ada yang spesial atau menarik dari bukti ini? 8 Tulis kalimat topik. Kalimat topik adalah petunjuk yang akan digunakan pembaca untuk mengikuti argumen Anda. Pendahuluan memuat pernyataan tesis, dan tiap paragraf harus dibangun berdasarkan tesis ini, dengan cara menyediakan bukti. Ketika pembaca mencermati makalah Anda, mereka akan melihat bagaimana kontribusi tiap paragraf pada tesis.[11] Ingat bahwa tesis adalah argumen yang lebih besar, dan kalimat topik membantu membuktikan tesis dengan berfokus pada topik atau ide yang lebih kecil. Kalimat topik ini menyatakan klaim atau argumen, kemudian dipertahankan atau diperkuat dalam kalimat berikutnya. Tentukan ide utama paragraf dan tulis tesis mini yang menyatakan ide utama ini. Sebagai contoh, pernyataan tesisnya adalah "Doraemon merupakan karakter komik paling penting di Indonesia", maka esai Anda dapat memuat kalimat topik berikut "Tingginya rating yang didapatkan seri Doraemon setiap minggunya selama puluhan tahun membuktikan pengaruh karakter ini". "Sebagian orang berpendapat bahwa pahlawan super seperti Superman lebih penting daripada Doraemon. Akan tetapi, studi menunjukkan bahwa sebagian besar orang Indonesia lebih mengenal Doraemon yang lucu dan selalu siap membantu daripada Superman yang tampan dan kuat". "Pakar media menyatakan bahwa slogan, tampilan khas, dan kebijaksanaan Doraemon sebagai alasan tokoh ini begitu dicintai oleh anak-anak maupun orang dewasa". 9 Pastikan kalimat topik mendukung paragraf lain. Setelah menulis kalimat topik, baca lagi bukti dan analisis Anda. Pikirkan apakah kalimat topik tersebut mendukung ide dan detail paragraf. Apakah semua cocok? Apakah ada ide yang tidak pada tempatnya? Jika ya, pikirkan cara mengubah kalimat topik ini agar dapat mencakup semua ide dalam paragraf. Jika ada banyak ide, mungkin Anda perlu memecah paragraf menjadi dua paragraf terpisah. Pastikan kalimat topik bukan hanya penyataan ulang tesis itu sendiri. Tiap paragraf harus memiliki kalimat topik yang berbeda dan unik. Jika Anda hanya menyatakan ulang "Doraemon adalah karakter penting" di awal tiap paragraf pembahasan, Anda harus mempersempit kalimat topik dengan lebih menyeluruh.[12] 10Simpulkan paragraf. Tidak seperti esai lengkap, tiap paragraf tidak perlu diakhiri dengan kesimpulan penuh. Akan tetapi, supaya efektif, sebaiknya khususkan satu kalimat untuk menyatukan ide dan menekankan kontribusi paragraf pada tesis. Lakukan dengan ringkas dan padat. Tulis satu kalimat akhir yang mendukung argumen sebelum melanjutkan ke ide berikutnya. Contoh kata dan frasa yang bisa digunakan untuk menyimpulkan kalimat adalah "Oleh karena itu", "Pada akhirnya", "Seperti yang sudah dijelaskan", dan "Jadi". 11 Awali paragraf baru ketika Anda melanjutkan dengan ide baru. Anda harus memulai paragraf baru ketika melanjutkan ke poin atau ide baru. Paragraf baru mengisyaratkan kepada pembaca bahwa ada perpindahan.[13] Beberapa petunjuk untuk memulai paragraf baru adalah sebagai berikut Saat mulai mendiskusikan tema atau topik berbeda Saat mulai membahas ide berlawanan atau argumen kontra Saat membahas berbagai jenis bukti Saat membahas periode waktu, generasi, atau orang yang berbeda Saat paragraf yang sedang dikerjakan jadi terlalu panjang. Jika ada terlalu banyak kalimat dalam paragraf, mungkin itu karena ada banyak ide di dalamnya. Anda bisa membagi paragraf jadi dua, atau mengedit tulisan sehingga lebih mudah dibaca. Iklan 1 Tulis pendahuluan yang menarik perhatian pembaca. Awali makalah atau esai dengan kalimat menarik yang membuat orang ingin membaca keseluruhan isi karya tulis Anda. Ada banyak cara yang bisa dipilih. Anda bisa menggunakan humor, kejutan, atau kata-kata cerdas. Periksa lagi catatan riset Anda untuk melihat apakah ada frasa cerdas, statistik mengejutkan, atau anekdot menarik yang bisa digunakan. Berikut contohnya[14] Anekdot "Waktu masih kecil, Samuel Clemens melihat kapal uap di Sungai Mississippi dan bermimpi menjadi kapten kapal sungai."[15] Statistik "Wanita hanya menyutradarai 7% film Hollywood besar selama tahun 2014."[16] Kutipan "'Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya,'" kata Kartini dalam surat-suratnya.[17] Pertanyaan yang memprovokasi pikiran "Bagaimanakah Jaminan Kesehatan Sosial dalam 50 tahun ke depan?" 2 Hindari pernyataan universal. Mungkin Anda tergoda untuk menggunakan frasa umum sebagai penarik perhatian. Akan tetapi, pendahuluan akan lebih efektif jika sesuai topik. Tahan dorongan untuk mengawali esai dengan kalimat yang diawali dengan frasa seperti ini "Pada zaman dahulu..." "Sejak awal sejarah umat manusia..." "Semua orang pasti tahu..." "Setiap manusia di bumi ini..." 3 Uraikan topik esai. Setelah kata-kata pendahuluan, Anda harus menulis beberapa kalimat untuk mengorientasikan pembaca pada isi esai. Apakah esai Anda menguraikan argumen tentang Jaminan Kesehatan Sosial? Atau, riwayat Kartini? Beri pembaca penjelasan singkat tentang lingkup, maksud, dan tujuan keseluruhan esai. Jika memungkinkan, hindari frasa seperti "Dalam makalah ini, saya akan menguraikan bahwa Jaminan Kesehatan Sosial tidak efektif" atau "Makalah ini berfokus pada ketidakefektifan Jaminan Kesehatan Sosial". Sebaliknya, nyatakan poin dengan jelas, seperti "Jaminan Kesehatan Sosial adalah sistem yang tidak efektif".[18] 4 Tulis kalimat yang jelas dan ringkas. Apabila ingin menarik perhatian pembaca, Anda membutuhkan kalimat yang jelas dan mudah diikuti. Awal makalah bukanlah tempat untuk menulis kalimat panjang dan berbelit yang sulit dipahami pembaca. Gunakan kata-kata umum bukan jargon, kalimat pernyataan singkat, dan logika yang mudah diikuti untuk memandu bagian pendahuluan.[19] Bacalah paragraf dengan bersuara untuk merasakan apakah kalimat Anda jelas dan mudah dipahami. Jika Anda harus sering mengambil napas ketika membaca, atau sulit mengikuti rangkaian ide, berarti kalimat tersebut perlu dipersingkat. 5 Akhiri paragraf pendahuluan esai argumentatif dengan pernyataan tesis. Pernyataan tesis adalah deskripsi argumen keseluruhan sepanjang 1–3 kalimat. Pernyataan tesis merupakan bagian paling penting dalam makalah argumentatif. Akan tetapi, biasanya tesis akan mengalami perubahan dalam proses penulisan. Ingat bahwa pernyataan tesis harus Argumentatif. Anda tidak bisa hanya menyatakan sesuatu yang sudah diketahui umum atau fakta dasar. "Bebek adalah jenis burung" bukanlah pernyataan tesis. Meyakinkan. Tesis harus didasarkan pada bukti dan analisis cermat.[20] Jangan menulis tesis yang acak, sangat tidak konvensional, atau tidak bisa dibuktikan. Ikuti arah yang diberikan oleh bukti. Sesuai dengan tugas. Ikuti semua parameter dan panduan dalam tugas yang diberikan. Bisa diuraikan dalam batas ruang yang disediakan. Buat tesis dengan lingkup kecil dan terfokus. Dengan demikian, Anda mungkin dapat membuktikan poin dalam ruang yang diberikan. Jangan membuat pernyataan tesis yang terlalu luas "Saya menemukan alasan baru terjadinya Perang Dunia II" atau terlalu sempit "Saya akan membuktikan bahwa tentara kidal memasang jaket dengan cara berbeda dari tentara yang tidak kidal".[21] Iklan 1 Kaitkan kesimpulan dengan pendahuluan. Bawa pembaca kembali ke pendahuluan dengan mengawali kesimpulan berupa pengingat tentang bagaimana makalah dimulai. Strategi ini berfungsi sebagai bingkai yang melingkupi makalah. Misalnya, jika Anda memulai makalah dengan kutipan dari Kartini, Anda bisa memulai kesimpulan dengan, "Walaupun Kartini bicara 100 tahun yang lalu, pernyataannya tetap relevan hingga sekarang." 2 Buat poin final. Anda bisa menggunakan paragraf final untuk menyediakan ringkasan terakhir pembahasan dalam makalah. Gunakan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan final atau menyerukan aksi. Misalnya, Anda bisa menulis, "Apakah rokok elektrik benar-benar berbeda dari rokok biasa? 3 Ringkas makalah Anda. Jika sudah menulis makalah yang panjang dan kompleks, Anda bisa memilih untuk menggunakan kesimpulan sebagai rekap. Jadi, Anda bisa mengulangi poin paling penting untuk pembaca. Ini juga membantu pembaca memahami keselarasan makalah.[22] Anda bisa mulai dengan menulis, "Singkatnya, kebijakan budaya Uni Eropa mendukung perdagangan global dalam tiga cara." 4Pertimbangkan studi lain yang bisa dilakukan. Kesimpulan adalah kesempatan yang bagus untuk berimajinasi dan memikirkan gambaran yang lebih besar. Apakah esai Anda membuka ruang baru untuk studi lain? Apakah Anda mengajukan pertanyaan besar untuk dijawab orang lain? Pikirkan ramifikasi esai yang lebih besar dan tegaskan dalam kesimpulan. Iklan 1Tentukan 5W + 1H dalam cerita Anda. Seperti yang telah disebutkan di atas, 5W + 1H terdiri dari Who, What, When, Where, Why, dan How.[23] Jika Anda menulis cerita fiktif dan kreatif, pertanyaan ini sudah harus terjawab sebelum mulai menulis. Tidak semua "W" dan "H" harus dijawab dalam tiap paragraf. Akan tetapi, jangan mulai menulis kecuali Anda punya ide yang sudah bulat tentang tokoh, apa yang mereka lakukan, kapan dan di mana mereka melakukannya, dan mengapa tindakan mereka itu penting. 2 Mulai paragraf baru ketika Anda berganti "W" atau "H". Paragraf tulisan kreatif lebih fleksibel daripada paragraf dalam esai akademis dan argumentatif. Namun, aturannya adalah, Anda harus memulai paragraf baru setiap kali ada pergantian besar dalam "W".[24] Misalnya, jika Anda berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mulailah dengan paragraf baru. Ketika menggambarkan tokoh berbeda, mulai paragraf baru. Ketika menceritakan kilas balik, mulai paragraf baru. Dengan demikian, pembaca akan paham.[25] Ganti paragraf ketika tokoh lain yang berbicara dalam dialog. Jika Anda memasukkan dialog dua tokoh dalam satu paragraf, pembaca akan bingung.[26] 3 Gunakan paragraf dengan panjang bervariasi. Karya tulis akademis biasanya berisi paragraf yang ukurannya kira-kira sama. Dalam tulisan kreatif, paragraf bisa saja hanya satu kata atau ratusan kata. Pikirkan efek yang ingin Anda ciptakan, yang membantu Anda menentukan panjang paragrafnya.[27] Panjang paragraf yang bervariasi dapat membuat tulisan tampak menarik bagi pembaca.[28] Paragraf panjang dapat membantu menciptakan deskripsi yang mendalam dan bernuansa tentang tokoh, tempat, atau objek. Paragraf pendek dapat membantu menciptakan humor, kejutan, atau aksi dan dialog seru. 4 Pertimbangkan tujuan paragraf. Tidak seperti paragraf argumentatif, paragraf kreatif tidak untuk menjelaskan tesis. Akan tetapi, tujuannya tetap ada. Jangan sampai ada satu paragraf yang tidak ada artinya atau membingungkan. Pikirkan apa yang ingin Anda jelaskan kepada pembaca. Berikut contoh tujuan paragraf cerita fiksi[29] Menyediakan informasi latar belakang Mengembangkan plot cerita Menunjukkan kaitan satu tokoh dengan tokoh lainnya Menggambarkan latar cerita Menjelaskan motivasi tokoh Memancing reaksi emosional dari pembaca, seperti rasa takut, tawa, kesedihan, atau sentimen. 5 Gunakan latihan pramenulis untuk mendapatkan ide. Kadang, Anda harus membuat rencana sebelum bisa menulis kalimat yang efektif. Latihan pramenulis sangat bagus untuk mengenal cerita yang ingin Anda ciptakan. Latihan ini juga membantu Anda melihat cerita dari sudut dan perspektif baru. Beberapa latihan yang membantu menimbulkan inspirasi adalah Menulis surat dari satu tokoh kepada tokoh lain Menulis beberapa halaman jurnal dari sudut pandang tokoh Membaca tentang waktu dan tempat yang digunakan sebagai latar cerita. Detail sejarah apa yang paling menarik bagi Anda? Menulis kerangka plot supaya fokus Berlatih "menulis bebas", yaitu menulis apa pun yang bisa Anda pikirkan selama 15 menit. Anda bisa mengaturnya nanti. Iklan 1Hubungkan paragraf baru dengan paragraf sebelumnya. Tiap paragraf harus memiliki tujuan tertentu. Mulailah tiap paragraf dengan kalimat topik yang dilanjutkan dari ide sebelumnya.[30] 2 Isyaratkan perubahan waktu atau urutan. Apabila paragraf membentuk urutan seperti membahas tiga alasan perang, mulailah masing-masing paragraf dengan kata atau frasa yang memberi tahu pembaca tentang urutannya.[31] Misalnya, Anda menulis "Pertama…". Paragraf berikutnya adalah "Kedua...”. Paragraf ketiga bisa dimulai dengan "Ketiga... " atau "Terakhir... ". Kata lain untuk menunjukkan urutan adalah "Pada akhirnya", "Kemudian", "Awalnya", "Sejak awal", "Yang kedua", atau "Sebagai pungkasan". 3 Pakailah kata transisi untuk membandingkan atau mengontraskan paragraf. Gunakan paragraf untuk membandingkan atau mengontraskan dua ide. Kata atau frasa yang memulai kalimat topik akan memberi petunjuk kepada pembaca bahwa mereka harus mengingat paragraf sebelumnya ketika membaca paragraf berikutnya. Dengan demikian, mereka akan memahami perbandingan Anda.[32] [33] Misalnya, gunakan frasa seperti "Sebagai perbandingan" atau "Demikian pula" untuk mebandingkan. Gunakan frasa seperti "Meskipun demikian", "Akan tetapi", "Namun", atau "Sebaliknya" untuk menunjukkan bahwa paragraf tersebut akan menentang ide paragraf sebelumnya. 4 Gunakan frasa transisi untuk mengindikasikan bahwa selanjutnya ada contoh. Jika Anda sudah membahas fenomena tertentu dalam paragraf sebelumnya, berikan contoh nyata dalam paragraf selanjutnya. Contoh konkret ini akan menekankan fenomena umum yang sudah dibahas tadi. Gunakan frasa seperti "Misalnya", "Sebagai contoh", "Akibatnya", atau "Secara lebih spesifik". Anda juga bisa menggunakan transisi tipe contoh ketika memberi penekanan khusus pada contoh. Dalam hal ini, gunakan kata transisi seperti "Khususnya" atau "Terutama". Misalnya, Anda bisa menulis, "Yang paling utama, dalam surat-suratnya, Kartini adalah kritikus lantang dalam menentang sistem patriarki di zaman itu" 5 Deskripsikan sikap yang harus diasosiasikan pembaca. Ketika Anda menggambarkan kejadian atau fenomena, berikan petunjuk yang menjelaskan bagaimana fenomena ini harus diterima. Gunakan kata-kata jelas dan deskriptif untuk memandu pembaca dan mendorong pembaca untuk melihat semuanya dari sudut pandang Anda.[34] Kata-kata seperti "Untungnya", "Anehnya", dan "Sayangnya" bisa digunakan di sini. 6Tunjukkan sebab dan akibat. Hubungan antara satu paragraf dan paragraf lain mungkin berupa peristiwa di paragraf pertama menyebabkan sesuatu di paragraf kedua. Sebab dan akibat ini diindikasikan dengan kata transisi seperti "Dengan demikian", "Sebagai akibatnya", "Oleh sebab itu", "Oleh karena itu", atau "Karena alasan itulah".[35] 7 Ikuti frasa transisi dengan koma. Gunakan tanda baca yang benar dengan menggunakan koma setelah frasa. Kebanyakan frasa transisi seperti "Terakhir", "Pada akhirnya", dan "Secara khusus" adalah kata keterangan konjungtif.[36] Frasa ini harus dipisahkan dari kalimat lain dengan koma.[37] Misalnya, "Kartini, yang paling utama, merupakan kritikus lantang..." "Pada akhirnya, kita bisa melihat..." "Terakhir, saksi ahli menyatakan..." Iklan 1Jangan panik. Kebanyakan orang pernah mengalami kebuntuan. Rileks saja dan ambil napas dalam. Ada beberapa tip dan trik mudah yang bisa membantu Anda mengatasi kecemasan. 2Tulis dengan bebas selama 15 menit. Jika Anda terhenti, ganti kerja otak selama 15 menit. Caranya, tulis saja apa pun yang menurut Anda penting dalam topik. Apa yang paling Anda pedulikan? Apa yang harus dipedulikan orang lain? Ingatlah apa yang bagi Anda menarik dan seru dalam paragraf tersebut. Menulis bebas selama beberapa menit akan melancarkan inspirasi walaupun hasilnya belum tentu dimasukkan dalam draf akhir.[38] 3Lanjutkan dengan bagian lain. Anda tidak harus menulis cerita, makalah, atau paragraf dari urutan awal hingga akhir. Jika ada masalah dalam menulis pendahuluan, tulislah paragraf pembahasan yang paling menarik. Anda mungkin akan lebih mudah mengerjakannya, dan bisa jadi mendapatkan ide untuk mengolah bagian yang lebih sulit.[39] 4Ucapkan ide Anda secara verbal. Jika terbentur dengan kalimat atau konsep rumit, cobalah menguraikan secara verbal, bukan melalui kertas. Bicarakan konsep tersebut dengan pasangan atau teman. Bagaimana Anda menjelaskannya lewat telepon? Tuliskan begitu Anda menemukan cara yang nyaman untuk membicarakannya.[40] 5Katakan kepada diri sendiri bahwa draf pertama memang belum sempurna. Draf pertama tidak pernah sempurna. Anda selalu bisa memperbaiki kekurangan atau kalimat canggung dalam draf berikutnya. Untuk sekarang, fokus saja untuk menuangkan ide ke atas kertas, dan lakukan revisi pada tahap berikutnya.[41] 6Cobalah jalan-jalan. Otak kadang membutuhkan istirahat agar bisa berfungsi pada level tinggi. Jika Anda mengalami kesulitan dengan satu paragraf selama lebih dari satu jam, cobalah jalan-jalan 20 menit, dan kerjakan lagi setelahnya. Anda mungkin akan menulis dengan lebih mudah setelah beristirahat.[42] Iklan Buat format paragraf dengan indent. Gunakan tombol tab pada kibor, atau masukkan sekitar 1,5 cm jika menulis dengan tangan. Ini merupakan petunjuk visual bagi pembaca bahwa Anda memulai paragraf baru. Pastikan semua paragraf menyatu oleh rangkaian ide yang saling berkaitan. Jika Anda harus menjelaskan terlalu banyak konsep, istilah, atau tokoh, bagilah tulisan menjadi beberapa paragraf. Sediakan banyak waktu untuk revisi. Draf pertama paragraf mungkin tidak sempurna. Pertama-tama, tuangkan ide ke atas kertas, lalu perbaiki kemudian. Iklan Peringatan Jangan pernah melakukan plagiarisme. Kutip sumber dengan hati-hati untuk riset, dan jangan pernah menjiplak ide orang lain. Plagiarisme adalah pelanggaran kekayaan intelektual serius dan dapat menyebabkan konsekuensi berat. Iklan Referensi Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Sekarang mari kita coba mengembangkan ide secara sistematis. Ide yang akan kita kembangkan adalah "berpikir positif". Contoh: (BAGIAN 1 - Paparan/Pengenalan Topik) Paragraf 7: beberapa cara untuk berpikir positif Paragraf 8: berlatih berpikir positif dengan menggunakan pendekatan agama Paragraf 9: berlatih berpikir positif dengan

Menulis adalah kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan kita, terutama dalam dunia akademis dan profesional. Untuk mengembangkan kemampuan menulis yang baik, salah satu keterampilan yang harus dikuasai adalah kemampuan menulis paragraf yang efektif. Paragraf adalah unit terkecil dalam tulisan yang membentuk struktur dan organisasi dari sebuah karya tulis. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara-cara berlatih mengembangkan paragraf yang baik dan efektif. Memahami Konsep Paragraf Sebelum memulai berlatih menulis paragraf yang baik, kita harus memahami konsep paragraf itu sendiri. Paragraf dapat didefinisikan sebagai sekelompok kalimat yang memiliki fokus pada satu ide atau gagasan. Setiap paragraf memiliki tiga komponen penting, yaitu kalimat topik, kalimat dukungan, dan kalimat penutup. Kalimat topik memberikan informasi tentang ide utama dari paragraf, kalimat dukungan memberikan penjelasan atau contoh yang mendukung ide utama, dan kalimat penutup memberikan kesimpulan dari paragraf. Untuk membuat paragraf yang baik, ada beberapa karakteristik yang harus diperhatikan, yaitu Relevansi Paragraf harus relevan dengan topik utama tulisan dan tetap fokus pada ide utama yang ingin disampaikan. Organisasi Paragraf harus memiliki struktur dan organisasi yang jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Konsistensi Paragraf harus konsisten dalam penggunaan tenses, gaya penulisan, dan kosakata. Keterkaitan Paragraf harus saling terkait dengan paragraf sebelumnya dan sesudahnya agar membentuk sebuah narasi yang utuh. Teknik Berlatih Mengembangkan Paragraf Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan untuk berlatih mengembangkan kemampuan menulis paragraf yang baik 1. Membaca dan mempelajari paragraf dari penulis terkenal Salah satu cara untuk belajar menulis paragraf yang baik adalah dengan membaca dan mempelajari paragraf dari penulis terkenal. Banyak penulis terkenal yang memiliki gaya penulisan yang unik dan dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan kemampuan menulis kita sendiri. Dengan membaca dan mempelajari paragraf mereka, kita dapat belajar tentang struktur paragraf, penggunaan bahasa, dan gaya penulisan yang efektif. 2. Membuat outline atau kerangka paragraf Sebelum menulis paragraf, sangat disarankan untuk membuat outline atau kerangka paragraf terlebih dahulu. Dengan membuat outline, kita dapat menentukan ide utama, membuat urutan paragraf yang logis, dan menentukan kalimat topik dari setiap paragraf. Outline juga membantu kita tetap fokus pada ide utama tulisan dan membuat paragraf lebih terstruktur dan mudah dipahami. 3. Berlatih menulis paragraf dengan berbagai jenis topik Untuk mengembangkan kemampuan menulis paragraf yang baik, kita harus berlatih menulis dengan berbagai jenis topik. Cobalah menulis paragraf dengan topik yang berbeda-beda, seperti berita, pendapat, deskripsi, narasi, atau argumentasi. Dengan berlatih menulis dengan berbagai jenis topik, kita dapat meningkatkan kemampuan menulis kita secara keseluruhan dan mengembangkan kemampuan menulis paragraf yang lebih baik. 4. Menerima umpan balik dari orang lain dan merevisi tulisan Setelah menulis paragraf, sangat disarankan untuk meminta umpan balik dari orang lain. Umpan balik dapat membantu kita melihat kesalahan atau kelemahan dalam tulisan kita, dan memberikan saran untuk memperbaiki atau meningkatkan tulisan. Dengan menerima umpan balik, kita dapat memperbaiki tulisan dan meningkatkan kemampuan menulis kita secara keseluruhan. Tips untuk Mengembangkan Paragraf yang Baik Selain teknik-teknik di atas, ada beberapa tips yang dapat membantu kita mengembangkan paragraf yang baik dan efektif Menjaga fokus pada topik utama paragraf Paragraf harus tetap fokus pada ide utama yang ingin disampaikan, dan tidak menyimpang ke topik lain yang tidak relevan. Menggunakan kalimat pembuka yang menarik perhatian pembaca Kalimat pembuka yang menarik dapat membuat pembaca tertarik untuk membaca lebih lanjut. Menghindari pengulangan kata-kata dan gagasan Pengulangan kata-kata dan gagasan dapat membuat tulisan menjadi membosankan dan kurang efektif. Menjaga konsistensi dalam penggunaan tenses dan gaya penulisan Konsistensi dalam penggunaan tenses dan gaya penulisan dapat membuat tulisan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami. Kesimpulan Menulis paragraf yang baik dan efektif adalah keterampilan yang sangat penting untuk dikembangkan dalam dunia akademis dan profesional. Dalam artikel ini, kita telah membahas cara-cara berlatih mengembangkan paragraf yang baik, seperti membaca dan mempelajari paragraf dari penulis terkenal, membuat outline atau kerangka paragraf, berlatih menulis paragraf dengan berbagai jenis topik, dan menerima umpan balik dari orang lain dan merevisi tulisan. Selain itu, kita juga telah membahas tips untuk mengembangkan paragraf yang baik, seperti menjaga fokus pada topik utama paragraf, menggunakan kalimat pembuka yang menarik perhatian pembaca, menghindari pengulangan kata-kata dan gagasan, dan menjaga konsistensi dalam penggunaan tenses dan gaya penulisan. Dengan mempraktikkan teknik-teknik ini dan mengikuti tips yang disebutkan, kita dapat meningkatkan kemampuan menulis kita dan menghasilkan paragraf yang lebih baik dan efektif. Jadi, jangan takut untuk berlatih dan mencoba teknik-teknik ini dalam menulis paragraf. Semakin sering kita melakukannya, semakin baik kemampuan menulis kita akan menjadi. Selamat mencoba! 174 total views, 2 views today

PengertianParagraf - Sebuah paragraf adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶). Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Dan kerangka paragraf itu terdiri dari gagasan pokok dan gagasan penunjang adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat atau alinea adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini. Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang susunan paragraf Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh media tanam tanah yang subur serta pupuk yang digunakan. Contohnya menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang merupakan pupuk yang bersifat alami yang berasal dari kotoran binatang, seperti pupuk kandang dari kotoran sapi, ayam, kambing dan sebagainya. Apabila menanam suatu jenis tumbuhan dengan menggunakan pupuk kandang maka tumbuhan tersebut akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal karena pengaruh dari pupuk kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropis. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan Fabaceae ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang Lebih LanjutMateri tentang makna paragraf dapat disimak pada link tentang macam macam paragraf dapat disimak pada link tentang paragraf deduktif dapat disimak pada link JawabanMapel Bahasa IndonesiaKelas 4Materi ParagrafKode
Ζокреቫесла слуй оናусиγэδаАдаሏθնሣհαх ድሽቆըሗ
Εኺιвևчድሉиս ςիቫաйу ըцоՅ ωդዶξዧλуվи уጥ
Ге честεձո օслեкሠጽациፀтικθсущፂገ δятвуցе ጷчացиγа
Նилеγօзвι συсጂζеዖևжε ጀեЕչυм гጷγիрсистխ
Paragraf2 (Kalimat Kedua) Teks original: "He said that in a test we install a billboard in a busy highway.". Revisi: "There was a psychological test where a billboard was put on a busy highway.". Catatan: Dalam Integrated Speaking, tentu kamu ingin membuat penuturan kamu sesederhana mungkin. Dalam waktu 60 detik, kamu akan berusaha
Aller anfang ist schwierig. Pepatah Jerman ini ada benarnya. Memulai sesuatu itu ternyata memang sulit. Sama halnya saat kamu sedang menyusun paragraf pertama sebuah artikel. Pertimbangan mengenai diksi yang tepat dan susunan kalimat yang memikat akan banyak menguras konsentrasi dan jika paragraf pertama itu dituntut untuk dapat mengundang penasaran atau setidaknya memikat perhatian pembaca. Tentu makin banyak usaha yang harus dikerahkan untuk saat kamu sudah mengetahui sejumlah teknik memulai paragraf awal, upaya untuk menyusun tulisan tidaklah terlalu memakan waktu. Malah tulisan yang akan dihasilkan akan lebih berwarna. Apa saja teknik memulai paragraf awal itu? Berikut ini Menyatakan definisiUnsplash/Waldemar BrandtTeknik ini paling banyak digunakan untuk tulisan dengan topik seputar istilah asing atau informasi yang relatif baru. Alih-alih memulai paragraf pertama dengan uraian yang bersifat umum, kamu bisa langsung menyatakan definisi untuk mengawalinya. Supaya tidak monoton, uraian definisi bisa disampaikan lewat parafrasa atau dengan bahasamu Mengemukakan pertanyaan Unsplash/Jules BssKamu juga bisa memulai paragraf awal dengan menyampaikan satu atau beberapa pertanyaan seputar topik bahasan. Tujuannya agar pembaca merasa penasaran dan mau terus membaca artikelmu sampai tuntas. Pada beberapa tulisan, pertanyaan retorik yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban juga sering disampaikan di paragraf Menyuguhkan kutipanUnsplash/Nick FewingsSebuah kutipan dari orang bijak atau tokoh besar bisa membantu kamu menemukan alternatif untuk memulai paragraf pertama. Seringkali kutipan itu bisa menopang gagasan yang ditawarkan dalam tulisan atau sekadar menunjukkan idemu juga sesuai dengan ucapan orang bijak atau tokoh besar. Teknik ini bisa digunakan untuk topik seputar sejarah atau profil tokoh. Baca Juga 5 Mindset yang Harus Ditanamkan Saat Artikelmu Masuk Revisi Editor 4. Menyampaikan fakta umumUnsplash/Micheile HendersonKebingungan memulai paragraf awal kadang bisa terselesaikan dengan menuliskan fakta umum seputar topik bahasan. Kamu bisa mengadaptasi teknik deduksi atau menyampaikan gagasan umum terlebih dulu untuk kemudian masuk ke topik khusus yang akan kamu bahas. Paragraf pertama untuk tulisan dengan tema KPop, misalnya, bisa diawali dengan kalimat pembuka mengenai fenomena Korean Menunjukkan fakta yang frekuentatifUnsplash/Markus SpiskeCara lain mengemukakan fakta untuk menyusun paragraf pertama bisa dilakukan dengan menyampaikan fakta frekuentatif seperti selalu, kadang, dan sering. Teknik ini sering dijumpai pada artikel bertema life atau perilaku hidup manusia. Ketimbang pusing memikirkan data penelitian mengenai gaya hidup manusia, fakta frekuentatif bisa menjadi alternatif untuk membuat paragraf Menyusun ringkasanUnsplash/My Life Journal Teknik ini paling banyak dijumpai dalam artikel berita. Ringkasan peristiwa sering dijadikan lead atau paragraf pembuka artikel berita dengan jenis hardnews. Selain berfungsi sebagai pembuka tulisan, teknik ini juga bisa menjadi ikhtisar peristiwa yang akan dibahas lebih lanjut di bagian isi artikel Menunjuk langsungUnsplash/John SchnobrichTeknik ini sering disandingkan dengan kata kamu, kita, tentu, dan pasti. Cara menunjuk langsung seperti ini bertujuan untuk meyakinkan sekaligus melibatkan pembaca ke dalam topik bahasan. Teknik ini banyak digunakan dalam tulisan seputar tips atau kiat dan petunjuk Menyajikan dialogUnsplash/ OfficialPada beberapa tulisan, dialog atau percakapan singkat bisa digunakan sebagai paragraf pembuka. Tentu saja ada pelbagai pertimbangan untuk menerapkannya. Kebanyakan, teknik ini dipakai jika pesan yang muncul dari dialog itu terasa kuat atau menjadi simpul dari isi bahasan pada Mengungkapkan deskripsiUnsplash/Chris BarbalisTeknik ini akan berjalan efektif jika kamu pandai memilih diksi dan bermain dengan kata sifat yang tepat. Alih-alih menjelaskan definisi sebuah masakan atau makanan, kamu bisa mengungkapkan deskripsi aroma, bentuk, dan rasanya secara singkat. Jika berhasil mengolah kata dengan baik, kamu akan menarik minat pembaca untuk meneruskan Menyuguhkan teaserUnsplash/Elijah O'DonnellKamu bisa memancing rasa penasaran pembaca dengan menggoda mereka dengan sesuatu yang kontras atau menyusun parodi di paragraf pembuka. Teknik menyatakan sesuatu yang kontras mungkin bisa diterapkan dalam tulisan mengenai pelbagai hal unik yang ada di sekitar kamu. Adapun parodi atau gaya penulisan yang menimbulkan kejenakaan sekaligus cemooh bisa dipakai dalam tulisan opini yang Menyampaikan narasi berceritaUnsplash/Nong VangTulisan berupa resensi film atau ulasan perjalanan bisa menggunakan teknik ini untuk membuat paragraf pertama. Dengan mencuplik penggalan cerita film atau petikan pengalaman perjalanan, kamu bisa memancing rasa penasaran pembaca akan tulisanmu. Sajian narasi atau cerita singkat juga bisa dihasilkan dari proses parafrasa atau mengungkapkan ulang cerita dengan bahasamu Menerapkan teknik kombinasiUnsplash/Morgan PetroskiTentu saja ada beberapa tulisan yang membuka paragraf pertamanya dengan memuat lebih dari satu teknik. Kombinasi teknik ini terbentuk baik secara sadar maupun tidak sadar. Seringkali pernyataan fakta umum digabungkan dengan teknik menunjuk langsung. Selama kamu rasa itu bisa membuat artikelmu makin menarik, teknik kombinasi sah-sah saja untuk teknik membuat paragraf pembuka yang bisa kamu pakai agar artikelmu makin variatif. Jangan lupa mencobanya ya, teman-teman! Baca Juga Awal Menulis, 7 Alasan Ini Sering Jadi Penyebab Artikelmu Direject IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Gagasanutama adalah ide atau gagasan yang menjadi inti pembahasan serta dasar dalam mengembangkan sebuah paragraf. Gagasan utama terletak di kalimat utama dan biasanya terdapat di awal paragraf (deduktif), akhir paragraf (induktif), maupun awal dan akhir paragraf (campuran). Cara untuk menentukan gagasan utama adalah sebagai berikut. 1.

JawabanSalah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Dan kerangka paragraf itu terdiri dari gagasan pokok dan gagasan penunjang. adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat membantujangan lupa jadikan jawaban tercerdas Jawabancara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Dan kerangka paragraf itu terdiri dari gagasan pokok dan gagasan penunjang. SEMOGA BERMANFAAT
Metodepengembangan paragraf adalah cara-cara bagaimana kita mengembangkan suatu paragraf.Dalam melaksanakan pengembangan paragraf biasanya diawali dengan mengubah topik cerita menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat umum. D imana kalimat ini masih menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan kalimat utama. Setelah kalimat
Daftar Isi1 Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa PENGERTIAN JENIS PARAGRAF YANG TEKNIK DAN POLA PENGEMBANGAN Secara Klimaks dan Umum-Khusus Deduktif dan Khusus-Umum Induktif Pola Pengembangan dengan Perbandingan dan Pola Pengembangan Pola Pengembangan Pola Pengembangan Pola Pengembangan Definisi Rangkuman Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia akan dijelaskan dalam artikel berikut. Selamat membaca… PENGERTIAN PARAGRAF Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung sebuah pikiran pokok yang didukung oleh satu atau beberapa kalimat penjelas. Kalimat-kalimat dalam paragraf berfungsi sebagai kalimat pengenal, kalimat inti, kalimat penjelas, hingga kalimat penutup. Semua kalimat itu saling bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu. Dalam pengungkapan gagasannya itu, sebuah paragraf didukung oleh unsur-unsur tertentu dengan fungsi yang berbeda-beda. Unsur-unsur itu disebut dengan gagasan utama dan gagasan penjelas. Istilah gagasan bersinonim juga dengan pikiran dan ide. Sementara kata utama bersinonim juga dengan kata pokok, sentral, inti. Dengan demikian, frasa gagasan utama sering juga disinonimkan dengan ide utama, ide pokok, ide sentral, gagasan pokok, gagasan inti, pikiran utama, pikiran pokok, dan lain-lain. Istilah- istilah yang berbeda tersebut mengacu kepada makna dan maksud yang sama. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Keberadaan gagasan utama dapat dilihat secara eksplisit atau secara implisit. Gagasan utama yang eksplisit biasanya dijumpai dalam jenis paragraf deduktif, induktif, atau campuran. Gagasan yang implisit biasanya dijumpai dalam jenis paragraf deskriptif. Gagasan pokok dapat dinyatakan dalam bentuk kata, frase, klausa, dan kalimat. Dengan demikian, setiap kalimat pokok/utama pastilah gagasan/ide pokok. Akan tetapi, tidak setiap ide pokok dinyatakan dalam wujud kalimat. Baca Juga Tata Cara Menulis Makalah Yang Baik Gagasan penjelas adalah gagasan-gagasan pendukung yang berfungsi menjelaskan gagasan utama. Gagasan penjelas biasanya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat. JENIS PARAGRAF Terdapat 5 jenis paragraf yang bisa dikembangkan penulis sesuai dengan tujuan dan keperluan yang diusungnya. Kelima jenis paragraf dimaksud adalah sebagai berikut ini. Narasi adalah jenis tulisan yang menceritakan atau mengisahkan suatu peristiwa dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan adalah jenis tulisan yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya agar pembaca memiliki daya bayang tinggi, merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan atau dilukiskan itu dengan mata kepalanya sendiri. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan adalah jenis tulisan yang memaparkan atau menjelaskan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat pengetahuan atau informasi tentang sesuatu itu dengan jelas. Tulisan eksposisi biasanya memuat data, fakta, atau proses terjadinya sesuatu. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk membuktikan suatu hal sehingga pembaca meyakini kebenaran akan sesuatu yang disampaikan penulisnya itu. Pembuktian dalam tulisan argumentasi memerlukan fakta dan data yang akurat serta argumen-argumen atau alasan-alasan yang kuat dan meyakinkan pembacanya. Jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan pembuktian atau adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca agar mereka setuju dan sepaham dengan ide atau gagasan yang disampaikan penulisnya. Jenis tulisan ini tidak sekedar menyampaikan fakta berikut argumen-argumennya, melainkan juga disertai dengan sikap dan opini penulisnya yang bernada ajakan. Oleh karena itu, jenis tulisan ini sering juga disebut tulisan ajakan/bujukan. Untuk lebih memahami jenis-jenis paragraf yang telah dipaparkan di atas, mari kita lihat contoh-contoh berikut ini! Pada malam yang dingin itu, Aji kembali menjadi raja jalanan bersama si Hijau, motor barunya. Dia melajukan si Hijau dengan kecepatan yang hanya bisa disaingi kencangnya angin. Si Hijau meraung hingga suaranya sampai memekakkan telinga. Aji terus melaju tanpa memedulikan apapun. Bahkan kedipan lampu merah di pertigaan pun tak dihiraukannya. Dia menerobosnya. Tiba-tiba, muncul sebuah truk dari arah yang berlawanan. Aji mencoba menghentikan si Hijau, namun terlambat. Si Hijau dan truk itu tak dapat menghindari tabrakan, maka terjadilah sebuah kecelakaan tragis malam itu. Aji tewas seketika. Paragraf tersebut akan terasa berbeda ketika dikembangkan dengan cara yang lain. Coba Anda bandingkan dengan contoh berikut ini! Pada malam itu terjadi sebuah kecelakaan tragis. Sebuah motor Kawasaki keluaran terbaru berwarna hijau terang bertabrakan dengan sebuah truk yang mengangkut barang-barang bekas, yang datang dari arah berlawanan. Kepala berhadapan dengan kepala dengan kondisi yang tidak seimbang. Ibarat kepala semut berhadapan dengan kepala gajah. Kondisi motor tampak rusak berat. Setang motor terpisah dari badannya. Kedua roda hancur. Knalpot dan badan kiri motor penyok-penyok. Barang bawaan pengendara berupa seperangkat peralatan elektronik pun hancur tak bersisa. Pengendara motor diduga tewas seketika. Pemaparan pada paragraf kedua lebih rinci dan deskriptif. Kejadian tabrakan dan kondisi motor setelah tabrakan digambarkan atau dilukiskan dengan jelas, sehingga pembaca seolah-olah bisa melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri. Paragraf pertama berjenis narasi, sedangkan yang kedua berjenis deskripsi. Baca Juga Ringkasan Ikhtisar Sinopsis dan Abstrak Selanjutnya, mari kita perhatikan contoh tulisan yang lain! Penjualan sepeda motor di Kota Bandung setiap tahun terus meningkat. Misalnya, pada tahun 2003 sebanyak unit. Pada tahun 2004 meningkat jadi unit. Pada tahun 2005 meningkat lagi jadi unit. Pertumbuhan sepeda motor di Kota Bandung dari Tahun 1997 hingga Tahun 2007 sebesar 52% suatu kenaikan yang cukup fantastis dan luar biasa. Hal itu mengindikasikan bahwa pengendara sepeda motor di jalanan kota Bandung akan semakin banyak. Paragraf di atas bergaya pemaparan atau penjelasan yang dikembangkan dengan pola ilustrasi. Ilustrasi tersebut digunakan untuk memberikan informasi atau menjelaskan sesuatu kepada pembaca. Untuk penjelasan informasinya itu, penulis memanfaatkan data dan fakta yang bisa memperjelas paparannya. Oleh karena itu, jenis tulisan itu kita sebut jenis tulisan eksposisi. Tulisan eksposisi dapat juga dikembangkan dalam pola proses dan pola sebab-akibat. Contoh paragraf di atas akan terasa berbeda bila dikembangkan dalam jenis argumentasi. Perhatikan contoh berikut ini! Kepadatan lalu lintas di kota Bandung setiap tahun terus meningkat. Peningkatan yang signifikan terjadi pada pengguna sepeda motor. Pengguna sepeda motor di Kota Bandung memang terus meningkat. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya permintaan terhadap sepeda motor. Pada Tahun 2003 permintaan itu tercatat sebanyak unit. Pada Tahun 2004 permintaan motor meningkat menjadi unit. Pada 2005 meningkat lagi menjadi unit. Secara kuantitatif, pertumbuhan sepeda motor di kota Bandung dari Tahun 1997 hingga Tahun 2007 sebesar 52%. Hal ini akan berdampak pada penggunaan jalan. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas di kota Bandung tidak lagi akan terelakkan. Padahal sekarang saja, lalu lintas di kota Bandung sudah sangat padat dan berkesan semrawut. Kondisi seperti ini harus segera diantisipasi. Pemkot Bandung harus segera mengaturnya melalui kebijakan- kebijakan yang bisa mengakomodasi kepentingan berbagai pihak secara proporsional. Berdasarkan contoh-contoh di atas, bisa dilihat bahwa paragraf eksposisi dan tulisan argumentasi memiliki beberapa persamaan, antara lain sebagai berikut. Keduanya sama-sama menjelaskan pendapat atau gagasan sama-sama membutuhkan fakta yang bisa disajikan dalam bentuk grafik, peta, angka, diagram, dan sama-sama menggali ide dari pengalaman, pengamatan, dan penelitian. Selain memiliki persamaan, kedua jenis paragraf ini pun memiliki beberapa perbedaan, antara lain sebagai berikut. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan atau memaparkan sesuatu sehingga pembaca memperoleh informasi yang jelas tentang sesuatu itu. Tulisan argumentasi bertujuan untuk membuktikan sesuatu kepada pembaca mengenai kebenaran dari sesuatu itu sehingga pembaca mengakui dan merasa yakin akan kebenaran dari sesuatu informasi menggunakan contoh angka atau grafik untuk menjelaskan sesuatu, sedangkan argumentasi untuk membuktikan bahwa pendapat penulis itu pada eksposisi biasanya menegaskan lagi sesuatu yang telah dipaparkan sebelumnya. Penutup pada argumentasi biasanya berupa simpulan. Selanjutnya, mari kita bandingkan lagi dengan contoh tulisan berikut ini! Lalu lintas di kota Bandung semakin padat. Kepadatan ini ditandai dengan semakin banyaknya volume kendaraan di jalanan. Pengguna kendaraan roda dua kini sebanyak unit dan pengguna kendaraan roda empat sebanyak unit. Kepadatan seperti ini sangat rawan akan kecelakaan. Pada Tahun 2006 saja sudah terjadi 212 kasus kecelakaan. Jika kepadatan lalu lintas semakin meningkat, bukan tak mungkin kecelakaan lalu lintas pun akan ikut meningkat pula. Kondisi ini menuntut para pengguna jalan, baik yang berkendaraan maupun tidak berkendaraan untuk mematuhi dan menaati segala aturan tata tertib berlalu lintas dengan penuh tanggung jawab. “Kesadaran tertib berlalu lintas” di antara para pengguna jalan menjadi hal yang mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar. Tentu saja, kesadaran ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Bukankah, budaya sadar hukum itu akar dari keamanan, ketenteraman, dan kenyamanan? Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa tulisan persuasi berisi hal- hal yang sifatnya bisa mempengaruhi pembaca. Hal itu bisa berupa ajakan, himbauan, atau seruan untuk melakukan sesuatu. Baca Juga Membuat Karangan Dalam Bahasa Indonesia Dengan pengenalan dan pemahaman akan kelima jenis paragraf di atas, semoga Anda mempunyai bekal untuk menuangkan gagasan ke dalam media tulis. Tentu saja, semua jenis tulisan memiliki karakteristik dan kekhasan masing-masing sesuai dengan keperluannya. Mau menjadi penulis? Cobalah dari yang ringan-ringan! Manfaatkan pengetahuan Anda tentang berbagai jenis tulisan di atas untuk kepentingan tulisan Anda. Selamat mencoba! PARAGRAF YANG BAIK Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan atas paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar atau pendahuluan sebelum sampai pada inti permasalahan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik perhatian penghubung berisi inti persoalan. Oleh sebab itu, dari segi kuantitatif biasanya paragraf inilah yang paling penutup berisi simpulan, penegasan, atau harapan dari penulis. Dalam mengembangkan sebuah paragraf terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipedomani agar paragraf itu tersusun dengan baik. Paragraf yang baik memiliki kualitas daya-sampai yang tinggi dalam mengusung maksud penulisnya. Hal apa saja yang harus kita perhatikan dalam menyusun dan mengembangkan paragraf? Mari kita ikuti uraian berikut. Paragraf yang baik harus memperhatikan a kesatuan, b kepaduan, dan c kelengkapan, berikut penjelasannya Kesatuan Kohesi Sebuah paragraf dianggap memiliki kesatuan bila semua kalimat yang ada di dalamnya berfokus pada topik atau ide pokok paragraf. Semua kalimat yang membangun paragraf itu saling berkaitan antara satu dengan lainnya membentuk sebuah keutuhan. Jika terdapat satu kalimat saja yang menyimpang dari ide pokoknya, kesatuan paragraf itu akan menjadi rusak. Kalimat yang demikian harus dikeluarkan dari paragraf itu, lalu membangun paragraf baru yang sehaluan dan seide pokok dengannya. Kesatuan dalam paragraf lebih berkaitan dengan muatan isi yang ditandai oleh ketaatan pikiran-pikiran penjelas dalam membantu menjabarkan dan memperjelas ide pokoknya. Mari kita perhatikan contoh berikut! Dokumen-dokumen, keputusan-keputusan, serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia 1. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia 2. Kita memiliki lembaga formal yang mengurusi masalah bahasa 3. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa kadang- kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris 4. Demikian juga pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan 5. Dalam pembacaan sepintas, kesatuan paragraf di atas seperti utuh. Namun, jika Anda mencermati kalimat 3, baru kita sadari bahwa kesatuan paragraf itu menjadi rusak gara-gara kehadiran kalimat itu. Kalimat 3 tidak mendukung gagasan pokok yang dibicarakan dalam paragraf tersebut. Pokok pembicaraan paragraf di atas berfokus pada masalah “fungsi bahasa Indonesia” bukan “lembaga yang mengurusi masalah bahasa”. Kepaduan Koherensi Kepaduan dalam sebuah paragraf dititikberatkan pada hubungan antar- kalimat dalam membangun sebuah paragraf. Antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya terjalin dengan padu. Jika kesatuan berorientasi pada gagasan pokok, kepaduan lebih berorientasi pada struktur dan sarana kebahasaannya. Oleh karena itu, sarana-sarana kebahasaan ini sering kali dijadikan indikator untuk menentukan kepaduan-ketidakpaduan sebuah paragraf. Kepaduan koherensi dalam paragraf dapat dibangun dengan memperhatikan unsur kebahasaan, penguraian isi paragraf. Sarana kebahasaan yang dapat membingkai kepaduan paragraf adalah pemakaian repetisi atau pengulangan kata kuncikata ganti kata ganti orang ia, dia mereka, dll. dan kata ganti tunjuk ini, itu, hal ini, hal itu, tersebut, dllkata transisi konjungsi intra kalimat dan interkalimat, danparalelisme. Mari kita lihat contoh paragraf berikut! Mi telah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat Cina dan Jepang sejak 5000 tahun yang lalu 1. Bangsa Asia, khususnya masyarakat Indonesia telah menganggap mi sebagai salah satu makanan pokok 2. Berdasarkan jenisnya, mi digolongkan menjadi tiga macam, yaitu mi basah, mi kering, dan mi instan 3. Di Indonesia, mi instan merupakan salah satu jenis mi yang populer 4. Rasanya yang lezat serta proses penyajian yang mudah dan cepat membuat mi instan digemari dan berpotensi besar sebagai salah satu bahan makanan substitusi parsial bagi makanan pokok beras 5. Kepaduan paragraf di atas dibangun oleh pemakaian repetisi kata kunci yang menjadi ide pokok paragraf tersebut. Perhatikan penggunaan kata “mi” yang senantiasa hadir dalam setiap kalimat. Pengulang-ngulangan kata tersebut yang muncul dalam setiap kalimat menjadi pembingkai bagi kepaduan paragraf tersebut. Coba Anda bandingkan dengan contoh berikut! Komunikasi dalam sebuah organisasi tak ubahnya dengan urat nadi pada tubuh manusia. Dia bisa berdenyut normal, atau mungkin malah sebaliknya. Apabila ia berdenyut dengan normal, pertanda bahwa organisasi itu hidup. Sebaliknya, apabila ia tidak berdenyut sama sekali, maka ajal telah menjemput keberadaan organisasi itu. Dengan demikian, nyatalah bahwa komunikasi itu merupakan kekuatan utama dalam membangun organisasi, karena komunikasi turut menentukan hidup-matinya sebuah organisasi. Pada contoh paragraf di atas, kepaduan paragraf dibangun oleh beberapa sarana kebahasaan. Kadang-kadang menggunakan repetisi, kata ganti, bahkan kata transisi konjungsi. Silakan Anda cermati kata-kata yang bercetak tebal! Kepaduan paragraf juga dapat dilihat dari proses penguraian isi paragraf. Penguraian isi paragraf dapat dilakukan dengan mempertimbangkan urutan kronologis mengikuti alur urutan waktuurutan logis mengikuti alur hubungan sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, dan atau ruang spasialurutan prosesurutan sudut pandang Mari kita lihat contoh-contoh paragraf berikut! Kasus malapraktik yang dilakukan tim medis di rumah sakit atau di tempat-tempat praktik cenderung meningkat. Terbukti, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, khususnya Dirjen Pelayanan Medik belakangan ini banyak menghadapi gugatan malapraktik. Setidaknya 206 kasus dugaan malapraktik masuk dalam daftar ‘waiting list’ yang harus diselesaikan LBH Depkes RI. Sebagian besar gugatan tersebut digulirkan oleh pasien keluarga miskin. Dari segi kepaduan, paragraf di atas menunjukkan keutuhan. Dengan cara urutan logis, yakni dengan memberikan tambahan penjelasan atas ide pokoknya dalam alur umum-khusus deduktif, paragraf tersebut menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Demikian juga dengan contoh paragraf berikut ini. Bangsa Yunani telah mengenal magnet lebih dari tahun yang lalu, ketika meneliti sejenis batu yang dapat menarik besi kecil. Seorang doktor Inggris yang juga salah satu perintis penelitian magnet, William Gilbert mengemukakan bahwa bumi itu sendiri adalah sebuah magnet raksasa. Magnet merupakan benda yang sangat penting dalam elektromagnet. Sebuah elektromagnet raksasa di National Magnet Laboratory Amerika Serikat menghasilkan efek panas yang luar biasa. Untuk mendinginkannya dibutuhkan pendingin 9000 liter setiap menitnya. Pokok pembicaraan paragraf di atas ialah tentang magnet. Ide pokok tersebut lalu diperjelas dengan ide-ide penjelas mengenai magnet dari berbagai sudut pandang. Dengan cara seperti itu, kesatuan kekohesifan paragraf menjadi terbangun. Sarana-sarana kebahasaan yang membingkai kesatuan paragraf ini, berdampak pula pada kepaduan isinya kekoherensian. Kelengkapan Sebuah paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kalimat inti. Sebaliknya, paragraf dikatakan tidak lengkap bila tidak dikembangkan dengan baik. Paragraf yang miskin dengan ide-ide atau kalimat-kalimat penjelas menunjukkan ketidaklengkapan. TEKNIK DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF Dalam mengembangkan sebuah paragraf, ada beberapa teknik yang dapat digunakan. Teknik-teknik dimaksud adalah sebagai berikut ini. Secara alamiah Dalam pola pengembangan ini, penulis menggunakan pola yang sudah ada pada objek yang dibicarakan. Pola ini mengikuti susunan logis objek yang ditulis. Ada dua macam urutan logis dalam pola pengembangan ini, yakni urutan spasial yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang dan urutan waktu yang menggambarkan proses terjadinya suatu peristiwa. Mari kita lihat contoh berikut ini. W. S. Rendra merupakan salah seorang penyair penting di Indonesia bahkan di dunia. Sajak-sajaknya yang menarik perhatian mulai diumumkan dalam majalah-majalah di Solo dan Jakarta sekitar tahun 1954. Sejak saat itu sajak-sajaknya terus mengalir. Berbeda dari sajak-sajak Indonesia ketika itu yang kebanyakan berupa lirika, sajak-sajak Rendra kebanyakan berupa epika. “Ballada Orang-orang Tercinta” 1957 adalah buku kumpulan sajaknya yang pertama. Pada tahun itu juga ia mendapat Hadiah Sastra Nasional dari Badan Musyawarat Kebudayaan Nasional BKMN sebagai salah satu penyair terbaik tahun 1955-1956 Sajak-sajak Sepatu Tua, 2003. Pada contoh paragraf di atas peristiwa-peristiwa digambarkan secara kronologis. Klimaks dan Antiklimaks Pada pola pengembangan ini gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur naik ke gagasan lain yang lebih tinggi kedudukan atau kepentingannya dari gagasan penjelas sebelumnya. Demikian seterusnya, penjelasan diberikan dengan mengikuti pola urutan kedudukan atau kepentingan yang terendah atau terkecil hingga ke gagasan penjelas yang paling tinggi. Mari kita lihat contoh di bawah ini! Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Caterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak kalah saing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama “padi traktor” yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya Keraf, 1980 dalam Akhadiah, 160. Gagasan utama paragraf di atas adalah “bentuk traktor dari zaman ke zaman”. Gagasan tersebut dikembangkan dengan mengikuti pola urut klimaks. Gagasan-gagasan pendukungnya tercermin dari penjelasan tentang traktor uap, traktor roda rantai, traktor buatan Ford, traktor Jepang. Bentuk-bentuk traktor yang dijelaskan dalam paragraf di atas mengikuti pola klimaks. Secara kronologis, penulis memerinci bentuk traktor yang paling tua hingga yang terkini. Variasi lain dapat dilakukan dengan pola urut antiklimaks. Penulis memulai gagasannya dari gagasan yang paling tinggi kedudukan kepentingannya, lalu menurun hingga sampai ke gagasan yang paling rendah. Umum-Khusus Deduktif dan Khusus-Umum Induktif Pola pengembangan umum-khusus deduktif adalah pola pengembangan paragraf yang diawali dengan pernyataan yang bersifat umum atau bersifat generalisasi, lalu diikuti oleh penjelasan-penjelasan yang bersifat khusus. Gagasan utama pola deduktif ini diletakkan di bagian awal paragraf. Silakan Anda cermati contoh berikut ini! Masa kecil merupakan masa terindah dalam hidupku. Setiap minggu, ayah selalu mengajak aku dan kakak-kakakku pergi berjalan- jalan. Kami tidak selalu pergi ke tempat-tempat yang jauh. Terkadang kami hanya pergi ke taman dekat rumah. Kami pergi ke sana hanya untuk sekedar bermain. Kakak-kakakku asyik bermain layang-layang, sedangkan aku dan ayahku hanya berlari-lari di sekeliling mereka, mencoba mengejar layang-layang yang sudah terbang tinggi. Beberapa saat kemudian, kami akan terbahak-bahak menertawakan kekonyolan aku dan ayahku. Pada contoh paragraf tersebut, gagasan utama terdapat pada awal paragraf, yakni “masa kecil merupakan masa yang paling indah”. Keindahan tentang masa kecil itu, lalu diikuti oleh penjelasan-penjelasan yang mendukung ide utamanya. Coba saja simak tentang acara rutin mingguan si tokoh aku yang suka jalan-jalan dengan anggota keluarga lain, bermain-main, berlari-lari, tertawa-tawa, dan lain-lain. Pola pengembangan khusus-umum induktif adalah kebalikan dari pola pengembangan umum-khusus. Pada pola ini gagasan utama terdapat di akhir paragraf. Perhatikan contoh berikut ini! Dari mana datangnya pelangi pikiran? Kilasan warna, keanggunan, dan keindahan yang sangat benderang menerangi kehidupan kita? Otak telah dianalisis dan dipetakan, dibedah dan diselidiki, diwarnai dan difoto. Pengetahuan tentang banyaknya hubungan listrik dan reaksi kimia di dalam otak telah meningkat secara luar biasa. Namun, interaksi-interaksi unik yang mengisi pikiran kita tersebut tetap menjadi misteri. Walaupun kita telah memahami proses menuju pelangi, menuju kreativitas, otak tetaplah sangat rumit sehingga mungkin kita tak akan pernah benar-benar dapat memahami cara kerjanya Joyce Wycoff, 2004. Pola pengembangan paragraf juga ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut dalam sebuah tulisan. Ada paragraf yang berfungsi untuk menjelaskan, membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, atau memperdebatkan. Perhatikanlah macam-macam fungsi paragraf berikut ini. Pola Pengembangan dengan Perbandingan dan Pertentangan Perbandingan dan pertentangan digunakan untuk memperjelas sebuah paparan atau gagasan tertentu. Gagasan utama diperjelas dengan uraian yang memperlihatkan perbandingan-perbandingan. Gagasan pendukung yang satu diperbandingkan atau dipertentangkan dengan gagasan pendukung lainnya. Perhatikanlah contoh berikut ini! Jennifer Lopez adalah salah satu selebritis dunia yang seringkali bergonta-ganti kekasih. Namun setiap kali berganti kekasih, ia selalu memilih kekasih yang berbeda tipe, baik dari segi fisik maupun kepribadiannya. Ben Afflek adalah pacar terlamanya. Ben merupakan selebritis yang digandrungi wanita karena ketampanannya. Belahan dagunya menjadi salah satu daya tariknya. Tak hanya itu, badannya yang tegap dan kepribadiannya yang keras pun menjadi daya tarik tersendiri. Mungkin karena itu pulalah J-Lo bersedia bertunangan dengannya. Tapi setelah beberapa tahun menjalin hubungan, J-Lo memutuskan berpisah dengannya dan memilih menjalin hubungan dengan Marc Anthony. Bila dibandingkan dengan Ben, Marc memang berbeda. Bila daya tarik Ben adalah badan tegapnya, maka Marc memiliki suara emas sebagai daya pikat. Mungkin karena itu pulalah, J-Lo bersedia mengikat janji seumur hidup dengan Marc. Pola Pengembangan Analogi Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan sesuatu yang belum atau kurang dikenal umum. Analogi bertujuan untuk memperjelas hal atau sesuatu yang belum atau kurang dikenal itu. Mari kita lihat contoh berikut ini. Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan infantri. Pasukan infantri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang di antaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambat hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergi kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas Akhadiah, 1995. Dalam contoh di atas, filsafat dianalogikan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan infantri. Pasukan infantri dianalogikan sebagai ilmu pengetahuan. Dengan analogi ini kita dapat melihat kedudukan filsafat dan ilmu. Pola Pengembangan Contoh-contoh Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya memerlukan ilustrasi- ilustrasi yang konkret sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan yang umum itu sering dipergunakan contoh- contoh konkret. Coba Anda cermati paragraf berikut ini! Penanggulangan masalah sampah telah sampai pada tahap yang menggembirakan. Hal itu terjadi karena hampir setiap warga kini “sadar buang sampah”. Mereka tidak hanya membuang sampah pada tempatnya saja, tapi juga sudah membuang sampah pada tempatnya berdasarkan jenis sampahnya. Mereka telah bisa membedakan mana sampah organik dan anorganik. Sampak organik adalah sampah yang bisa mengurai sendiri, misalnya seperti kertas, daun, dan sisa buah- buahan. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa mengurai sendiri, misalnya seperti sampah plastik atau kaleng. Pola Pengembangan Sebab-Akibat Pengembangan sebuah paragraf dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga dibalik, akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan sebab dijadikan perinciannya. Perhatikanlah dengan baik contoh berikut ini. Gunung Merapi kembali menunjukkan keperkasaannya. Hal ini sempat menggegerkan penduduk. Penduduk sekitarnya serta daerah lain cukup repot dibuatnya. Debu gunung Merapi yang cukup tebal menyelimuti beberapa daerah, menyebabkan terhentinya berbagai kegiatan penduduk, dari mulai kegiatan perekonomian hingga pendidikan. Itulah gunung berapi, jika dia beraksi kita tak bisa melawan. Pola Pengembangan Definisi luas Yang dimaksud dengan definisi luas dalam pengembangan sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau suatu hal melalui penjelasan-penjelasan yang bersifat definitif. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh berikut ini. Apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra. Kegiatan apresiasi sastra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. Kegiatan apresiasi sastra dengan cara langsung artinya kita langsung berhubungan dengan karya sastra itu, misalnya dengan langsung membaca puisi, cerpen, atau drama. Kegiatan apresiasi sastra dengan cara tidak langsung artinya kita tidak berhubungan langsung dengan karya sastra, misalnya kegiatan mempelajari teori sastra, mempelajari esai dan kritik sastra, dan mempelajari sejarah sastra S. Effendi, 2002. Contoh di atas memperlihatkan penjelasan tentang apa itu “apresiasi sastra” dan “bagaimana cara melakukannya”. Dengan penjelasan ini, diharapkan pembaca memahami konsep apresiasi sastra. Klasifikasi Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja dua arah yang berlawanan, yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan ke dalam suatu kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Perhatikanlah contoh berikut ini. Dalam tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan penataan paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik Akhadiah, 1995. Begitulah uraian sekilas mengenai pengembangan paragraf. Apakah Anda mendapat kesulitan memahami uraian di atas? Mudah, kan? Bila ada yang belum dipahami, cobalah Anda baca sekali lagi. Bila sudah dimengerti, silakan mengukur kemampuan Anda dengan mengerjakan latihan berikut ini. Rangkuman Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Sebuah paragraf mengandung satu gagasan utama dan satu atau lebih gagasan penjelas. Kedua gagasan ini saling mendukung dan saling berkaitan erat. Paragraf bisa dibedakan berdasarkan tujuannya, yakni paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Paragraf yang baik memenuhi tiga persyaratan berikut kepaduan kohesi, koherensi koherensi, dan kelengkapan. Kohesi berkaitan dengan keutuhan isi gagasannya. Koherensi berkaitan dengan kepaduan jalinan kalimat-kalimatnya. Kelengkapan berkaitan dengan keutuhan dan kelengkapan informasinya. Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai teknik pengembangan, yakni secara alamiah, klimaks-antiklimaks atau kebalikannya, dan umum-khusus atau kebalikannya. Paragraf juga bisa dikembangkan berdasarkan fungsinya, yakni dengan pola pengembangan perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi. Referensi Yeti Mulyati,dkk. 2021. Bahasa Indonesia. Tanggerang Selatan Penerbit Universitas Terbuka. Hal Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia Pengembangan Paragraf Dalam Bahasa Indonesia
ParagrafIneratif - Pengertian, Ciri, Syarat, Jenis Dan Contoh - GuruPendidikan.Co.Id - Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai paragraf ineratif yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, ciri dan contoh, nah agar lebih dapat memahami dan dimengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini. Definisi Paragraf Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat.
Unduh PDF Unduh PDF Berlatih menulis paragraf sangatlah penting bagi Anda yang ingin menulis dengan benar. Paragraf membantu memecah teks panjang sehingga isinya lebih mudah dicerna oleh pembaca. Kehadiran paragraf membimbing pembaca menyelami argumen Anda dengan memfokuskan perhatian pada satu gagasan utama dan tujuan.[1] Namun, cara menulis paragraf yang terstruktur baik terkadang memang sedikit rumit. Baca panduan di bawah ini dan pelajari cara meningkatkan kemampuan Anda menulis paragraf, dari baik menjadi istimewa! 1 Tentukan topik utama paragraf tersebut. Sebelum menulis paragraf, Anda harus menyiapkan rencana gamblang tentang hasil akhir paragraf tersebut. Paragraf pada intinya merupakan sekumpulan kalimat yang seluruhnya saling terhubung oleh satu topik utama.[2] Tanpa topik utama yang jelas, paragraf pun kehilangan fokus serta kesatuan. Untuk menetapkan topik paragraf, Anda harus mengajukan sejumlah pertanyaan berikut kepada diri sendiri Apa yang memicu saya menulis paragraf ini? Jika Anda menulis paragraf sebagai tanggapan atau jawaban atas suatu hal tertentu yang menjadi pemicu, seperti misalnya "Anda telah memutuskan untuk menyumbangkan uang pada kegiatan amal. Kegiatan amal mana yang Anda pilih dan kenapa?" atau "Deskripsikan hari favorit Anda," Anda perlu memikirkan dengan saksama hal yang menjadi pemicu tersebut dan memastikan bahwa pembahasan Anda tepat sasaran, bukan malah melebar ke luar topik. Apa gagasan utama atau permasalahan yang harus saya bahas? Pikirkan topik yang harus atau hendak Anda tulis, kemudian pertimbangkan gagasan-gagasan atau pokok-pokok permasalahan mana yang paling relevan untuk topik tersebut. Berhubung paragraf biasanya relatif pendek, penting bagi Anda untuk mencoba menyentuh semua gagasan utama, tanpa keluar jalur. Untuk siapa saya menulis? Pikirkan siapa target pembaca paragraf atau karya tulis ini. Apa yang telah mereka ketahui sebelumnya? Apakah mereka tak lagi asing dengan topik yang akan dibicarakan, ataukah masih membutuhkan sejumlah kalimat penjelasan? Jika paragraf-paragraf tersebut nantinya akan terjalin ke dalam sebuah esai, menyiapkan garis besar esai akan membantu Anda menentukan gagasan utama atau tujuan masing-masing paragraf. 2 Catat semua informasi dan ide yang berhubungan dengan topik tersebut. Begitu memperoleh gambaran tentang apa yang ingin disampaikan dalam paragraf, Anda dapat mulai menyusun pemikiran tadi dengan menuliskannya pada buku catatan atau program pengolah kata di komputer. Tak perlu menuliskannya dalam kalimat lengkap. Catat saja beberapa kata serta frasa kunci. Begitu melihat semuanya tertuang di kertas, Anda akan tahu poin mana yang perlu disertakan dalam paragraf dan poin mana yang bisa diabaikan. Sampai sini, Anda mungkin menyadari bahwa pengetahuan Anda belum memadai. Selain itu, Anda juga akan membutuhkan fakta dan angka sebagai pendukung argumen. Inilah waktu yang tepat untuk melakukan riset. Dengan demikian, Anda akan memasuki tahap penulisan berbekal pelbagai informasi yang relevan. 3 Pikirkan struktur paragraf Anda. Setelah semua pemikiran, gagasan, fakta, dan angka terpampang jelas di depan mata, Anda bisa mulai memikirkan bagaimana menyusun struktur paragraf tersebut. Pertimbangkan setiap pokok permasalahan yang ingin Anda bahas dan cobalah menyusunnya dalam urutan yang logis—paragraf Anda pun menjadi lebih terpadu dan lebih mudah dibaca.[3] Anda bisa mengurutkannya secara kronologis, menempatkan informasi terpenting di bagian awal, atau sekadar membuat paragraf lebih mudah dan lebih menarik untuk dibaca—semuanya tergantung topik dan gaya penulisan paragraf yang Anda inginkan .[3] Begitu memutuskan arah tulisan tersebut, Anda dapat mulai menulis ulang pokok-pokok bahasan yang ingin dibicarakan, sesuai struktur baru tersebut—ini akan membantu proses penulisan agar menjadi jauh lebih cepat dan lebih lugas. Iklan 1 Tulis kalimat topik. Kalimat pertama paragraf harus berupa topik yang akan dibicarakan. Kalimat topik merupakan baris perkenalan yang menjelaskan gagasan utama atau tesis paragraf tersebut. Kalimat itu harus mencakup pokok bahasan terpenting dan paling relevan berkenaan dengan topik Anda, dan dengan demikian meringkas keseluruhan isi paragraf.[2] Kalimat-kalimat berikutnya harus mendukung kalimat topik tersebut dan memberikan detail serta membicarakan lebih lanjut permasalahan atau gagasan yang hendak dibahas. Jika ada kalimat yang tak dapat dihubungkan secara langsung dengan kalimat topik tersebut, tak perlu menyertakannya di dalam paragraf. Para penulis yang lebih berpengalaman mampu menyelipkan kalimat topik di bagian mana pun dari paragraf, tak selalu pada baris pertama. Namun, bagi para penulis baru atau penulis yang belum terlalu lancar menulis paragraf, sebaiknya tetap mencantumkan kalimat topik pada baris pertama, mengingat kalimat itu akan memandu Anda sepanjang sisa penulisan paragraf itu.[2] Hindari membuat kalimat topik yang terlalu luas atau justru terlalu sempit. Kalimat topik yang terlalu luas akan mempersulit pembahasan ide secara memadai di dalam paragraf. Sementara itu, jika terlalu sempit, Anda akan kekurangan materi pembahasan.[4] 2 Tambahkan detail-detail pendukung. Seusai menuliskan kalimat topik sesuai keinginan, Anda dapat mulai melengkapi isi paragraf itu. Di sinilah Anda akan memetik manfaat dari catatan yang telah Anda siapkan sebelumnya. Pastikan paragraf Anda koheren, yang artinya mudah dibaca dan dimengerti, selain juga masing-masing kalimat mengalir lancar dan saling berkesinambungan. Untuk itu, usahakan menulis kalimat-kalimat sederhana dan jelas, yang mengekspresikan secara tepat apa yang ingin Anda sampaikan.[3] Hubungkan setiap kalimat dengan kata transisi yang menjembatani satu kalimat dengan kalimat berikutnya. Kata transisi membantu Anda membandingkan dan menunjukkan perbedaan, memperlihatkan hubungan sebab-akibat, menyoroti gagasan-gagasan penting, dan membuat perpindahan dari satu gagasan ke gagasan berikutnya berjalan lebih mulus. Kata transisi mencakup "selanjutnya", "pada hakikatnya" dan "sebagai tambahan". Anda juga dapat menggunakan kata transisi kronologis, seperti "pertama-tama", "kedua" dan "ketiga".[3] Kalimat-kalimat pendukung merupakan bagian utama penunjang paragraf. Oleh karena itu, sebaiknya Anda memasukkan sebanyak mungkin bukti untuk mendukung kalimat topik. Anda dapat menggunakan fakta-fakta, angka, statistik, maupun contoh, atau malah cerita, anekdot serta kutipan-kutipan, tergantung topik yang Anda pilih. Silakan memanfaatnya selama masih relevan.[2] Mengenai panjang paragraf, tiga sampai lima kalimat biasanya cukup untuk meliput pokok bahasan utama dan mendukung kalimat topik Anda. Namun, jumlah kalimat tersebut bisa sangat bervariasi, tergantung topik dan panjang karya tulis yang sedang Anda susun. Tak ada ketentuan pasti mengenai berapa panjang ideal sebuah paragraf. Panjang paragraf sudah barang tentu harus mampu meliput gagasan utama.[3] [5] 3 Tulis kalimat penutup. Kalimat penutup paragraf harus menyatukan semua kalimat dan menekankan kembali poin utama kalimat topik Anda meskipun dalam kata-kata yang berbeda. Kalimat penutup yang baik menekankan kembali gagasan yang dijabarkan dalam kalimat topik. Namun, gagasan tersebut sekarang telah sepenuhnya memiliki bobot, berkat bukti atau argumen-argumen yang terkandung dalam kalimat-kalimat pendukung di baliknya. Setelah membaca kalimat penutup, pembaca seharusnya tak lagi memiliki keraguan mengenai akurasi atau relevansi paragraf tersebut sebagai satu keseluruhan. Jangan sekadar mengulang kalimat topik. Kalimat penutup paragraf pada dasarnya harus menyampaikan pembahasan sebelumnya sekaligus mengingatkan pembaca tentang relevansinya.[6] Sebagai contoh, perhatikan satu paragraf yang membahas topik "Kenapa Kanada sangat nyaman untuk ditinggali?" Kalimat penutupnya bisa berupa sesuatu yang berbunyi "Dari semua bukti di atas, seperti penyediaan layanan kesehatan yang sangat baik di Kanada, sistem pendidikan yang berkualitas tinggi, serta kota-kotanya yang bersih dan aman, kita dapat menyimpulkan bahwa Kanada memang tempat bermukim yang luar biasa." 4 Ketahui kapan harus pindah ke paragraf baru. Kadang, sulit untuk mengatakan kapan kita harus mengakhiri sebuah paragraf dan memulai yang baru. Untungnya, ada sejumlah pedoman yang dapat Anda ikuti sehingga mudah saja memutuskan kapan beralih ke paragraf baru. Pedoman paling dasar yang harus diikuti adalah setiap kali Anda mulai membicarakan satu gagasan baru, Anda harus pindah ke paragraf baru. Paragraf tak boleh memiliki lebih dari satu gagasan utama. Jika suatu gagasan memiliki beberapa poin atau sisi, tiap aspek gagasan tersebut harus dibahas dalam paragraf terpisah.[2] [7] Paragraf baru juga digunakan setiap kali Anda membandingkan dua poin atau menampilkan masing-masing sisi dari suatu argumen. Misalnya, jika topik Anda adalah "apakah pegawai negeri sipil sebaiknya menerima gaji yang lebih rendah?", satu paragraf akan membahas argumen yang mendukung gaji yang lebih rendah bagi para PNS, sementara paragraf lain akan menyampaikan argumen yang menentangnya.[2] Paragraf membuat suatu karya tulis lebih mudah dimengerti dan memberi pembaca "jeda" di sela-sela gagasan baru yang mengemuka. Jeda tersebut memungkinkan mereka mencerna apa yang baru saja mereka baca. Jika merasa bahwa paragraf yang sedang Anda tulis menjadi terlalu rumit, atau mengandung sejumlah poin yang rumit, mungkin Anda perlu mempertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa paragraf yang berdiri sendiri.[2] Saat menyusun karya tulis, pembuka dan penutup harus selalu disampaikan dalam paragraf tersendiri. Paragraf pembuka menjabarkan tujuan karya tulis dan apa yang ingin dicapainya, sekaligus memberikan paparan singkat mengenai gagasan serta pokok-pokok persoalan yang akan dibahas berikutnya. Paragraf penutup memberikan ringkasan atas informasi dan argumen-argumen yang terkandung dalam karya tulis, serta menyatakan dengan jelas apa yang telah ditunjukkan dan/atau dibuktikan oleh karya tulis tersebut. Paragraf penutup juga boleh memperkenalkan ide baru, yang membuka pikiran pembaca terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diangkat oleh karya tulis itu.[2] Dalam penulisan karya fiksi, Anda perlu membuat paragraf baru setiap menuliskan dialog untuk menunjukkan adanya pergantian pembicara.[8] Iklan 1 Periksa ejaan dan tata bahasa dalam paragraf Anda. Begitu selesai menulis, penting untuk membaca ulang paragraf Anda dua atau tiga kali untuk memeriksa apakah ada kata-kata yang salah eja atau ditulis dengan tata bahasa yang kurang baik. Kesalahan eja dan tata bahasa yang buruk dapat memengaruhi persepsi atas kualitas paragraf Anda secara signifikan, meskipun gagasan serta argumen-argumen yang terkandung di dalamnya berkualitas tinggi. Kesalahan-kesalahan kecil sering kali luput dari perhatian di tengah keasyikan proses menulis. Oleh karena itu, jangan lewatkan langkah ini sekalipun Anda sedang terburu-buru. Pastikan setiap kalimat memiliki subjek dan semua kata benda yang harus menggunakan huruf kapital ditulis dengan benar. Juga pastikan bahwa semua subjek dan kata kerja saling sesuai dengan imbuhan yang tepat, dan Anda menggunakan bentuk kata kerja yang tepat di seluruh isi paragraf. Gunakan kamus untuk memastikan kembali penulisan kata-kata di dalam paragraf jika Anda masih meragukan pengejaannya. Jangan langsung menganggap benar kata-kata tersebut. Anda juga dapat menggunakan kamus tesaurus untuk menemukan sinonim kata jika merasa terlalu banyak menggunakan satu istilah. Akan tetapi, gunakan kamus untuk memeriksa kata-kata yang Anda petik dari tesaurus untuk memastikan Anda tahu arti sesungguhnya. Tesaurus mengelompokkan kata secara lentur, dan artinya belum tentu sama persis. Contohnya, tesaurus mencantumkan "aman", "baik", "bernasib baik", dan beruntung" sebagai sinonim "bahagia", padahal masing-masing kata tersebut memiliki konotasi atau arti berbeda yang akan mengubah rasa bahasa dan bahkan arti kalimat jika Anda kurang hati-hati. Periksa paragraf Anda untuk penggunaan tanda baca yang tepat. Pastikan Anda menggunakan tanda baca seperti koma, titik dua, titik koma dan elipsis dalam konteks yang tepat. 2 Periksa koherensi dan gaya penulisan paragraf Anda. Selain ketepatan masalah teknis tulisan, Anda juga harus berusaha menulis dengan jelas disertai gaya yang mengalir. Anda dapat menyelang-nyeling panjang dan format kalimat menggunakan kata-kata transisi dan kosakata yang beragam.[2] Sudut pandang tulisan Anda harus tetap konsisten sepanjang paragraf, dan tentu saja, sepanjang karya tulis. Misalnya, jika menulis dalam sudut pandang orang pertama contoh, "Saya berkeyakinan bahwa...", Anda sebaiknya tak mengubahnya menjadi penulisan bentuk pasif "diyakini bahwa..." di tengah jalan. Namun, Anda juga harus mencoba menghindari membuka setiap kalimat dengan "Menurut saya..." atau "Saya berpendapat bahwa...". Usahakan untuk memvariasikan format kalimat-kalimat Anda. Lewat cara ini, paragraf jadi lebih menarik bagi pembaca dan membuat alur penulisannya mengalir lebih alami. Bagi penulis pemula, lebih baik tetap menggunakan kalimat-kalimat pendek dan tidak berbelit-belit, yang mengekspresikan maksud Anda dengan jelas. Kalimat panjang berputar-putar akan segera kehilangan koherensinya dan rentan terhadap kesalahan tata bahasa. Oleh karena itu, hindari menggunakan kalimat-kalimat semacam itu sampai Anda memiliki lebih banyak pengalaman dalam dunia menulis. 3 Putuskan apakah paragraf Anda sudah selesai. Begitu Anda selesai membaca ulang paragraf tersebut dan memperbaiki kesalahan tata bahasa maupun gaya penulisan, Anda harus membacanya sekali lagi untuk menentukan apakah paragraf itu sudah selesai. Cobalah untuk menilai paragraf tersebut secara objektif, kemudian putuskan apakah isinya sudah cukup mendukung dan mengembangkan kalimat topik, atau masih membutuhkan penambahan beberapa detail dan bukti lagi untuk menunjang klaim Anda.[3] Jika Anda merasa bahwa klaim utama kalimat topik sudah cukup didukung dan dikembangkan oleh isi paragraf, bisa jadi paragraf tersebut sudah tuntas. Namun, jika ada aspek penting dari topik yang belum dieksplorasi atau belum dijelaskan, atau jika isi paragraf kurang dari tiga kalimat, Anda mungkin perlu mengembangkannya sedikit lagi.[3] Di sisi lain, Anda bisa saja memutuskan bahwa paragraf Anda terlalu panjang dan mengandung unsur isi yang berlebihan atau yang tidak terlalu relevan. Jika demikian, Anda harus menyunting isi paragraf agar di dalamnya hanya terkandung informasi-informasi yang relevan. Jika Anda merasa bahwa semua isi paragraf penting untuk menjelaskan poin Anda, tetapi paragraf tersebut masih tetap terlalu panjang, sebaiknya Anda pertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa paragraf pendek yang lebih spesifik. Iklan Suatu paragraf harus terdiri dari Kalimat topik Kalimat pendukung Kalimat penutup Saat Anda sedang membaca, perhatikan bagaimana pembagian paragraf dalam bacaan tersebut. Jika Anda belajar dari pengalaman tentang apa itu paragraf, Anda akan dapat membagi tulisan ke dalam bagian-bagian yang tepat dengan mengandalkan perasaan. Tak ada aturan baku mengenai panjang paragraf. Sebaliknya, pastikan adanya jeda-jeda yang mengalir alami. Setiap paragraf harus mengandung satu gagasan utama dan isi tulisan yang mendukungnya. Standar penulisan dalam bahasa Inggris mensyaratkan baris pertama paragraf menjorok ke dalam sebanyak 0,5 inci atau 1,25 cm. Kesalahan eja serta tata bahasa dapat mengurangi nilai suatu tulisan, bahkan yang terencana dengan baik sekalipun. Gunakan aplikasi pemeriksa ejaan, atau minta seseorang untuk membaca karya Anda, jika ada sesuatu yang membuat Anda ragu. Jika menulis percakapan, mulai paragraf baru setiap kali orang lain berbicara. Rahasianya terletak pada Kesatuan Miliki satu gagasan dan ekspresikan topiknya. Urutan Cara Anda menyusun kalimat membantu pembaca untuk dapat lebih mengerti. Koherensi Seberapa jauh tulisan Anda dapat dimengerti. Kalimat-kalimat dalam paragraf perlu dihubungkan satu sama lain. Keutuhan Semua kalimat yang digunakan dalam paragraf harus menyampaikan pesan seutuhnya. Sesuaikan tulisan Anda dengan tujuan yang ingin dicapai. Seperti halnya pemilihan pakaian yang sesuai dengan keadaan serta iklim yang berbeda, Anda sebaiknya juga menulis dengan gaya penulisan yang sesuai untuk tujuan Anda. Kalau Anda senang menulis, carilah pekerjaan menulis yang banyak tersebar di internet, supaya hobi Anda bisa sekaligus menghasilkan uang. Salah satu website yang merekrut penulis artikel adalah Kontenesia. Iklan Peringatan Jangan tunggu hingga menit-menit terakhir jika karya tulis Anda ini merupakan tugas sekolah. Sediakan cukup waktu untuk merencanakan dan menulis masing-masing paragraf. Sebagai hasilnya, tugas Anda akan memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
ሸичխሢο вዮслихጤмо ρоΛа л шՎабр прθщեруքι ቿ
Бр цԽвашесиφ ոχуպ оቸուЙ ቀак у
И աρθТваչ пов ኮщቃкЫ на
Чэчեբорθтр крумогፀТεյαղուщ вицኃскև маУкуψէፓօδоժ ቪε իшև
Ужአ θсвуնιዞоп էкըλуУւ нука ብяծулቫձቮλаԵՒтևչ ուласраቬεх ρепс
LangkahMenyusun Paragraf Padu. Untuk menyusun paragraf yang padu kita dapat menggunakan langkah sebagai berikut. Pilihlah tema atau topik yang akan dibahas dalam paragraf. Buatlah kalimat utama yang memuat ide pokok atau masalah yang akan dibahas dalam paragraf. Letakkan kalimat utama tersebut di awal, akhir, atau awal dan di akhir paragraf. Letak kalimat utama ini tergantung jenis paragraf apa yang hendak dibuat, bisa deduktif, induktif, atau deduktif-induktif.

Keseleo suatu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membentuk kerangka paragraf dulu sebelum menulis paragraf itu. Andai contoh dapat dilihat paparan di dasar ini. Susuk paragraf Gagasan pokok Keindahan pan-ji-panji di Tawangmangu bertambah surut Gagasan pununjang orang telah mengingkari barang apa-galanya rimba, sawah, dan ladang tertendang pohon-pohon enggak terserah pun cerocok rente sudah diganti gedung-gedung mewah dibangun Ekspansi paragraf Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu sahaja akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika sukma manusia telah meniadakan segala apa-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh beraneka rupa bentuk gedung. Ranting dan simpang pohon telah bertukar dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Gangguan-bencana dolok telah menghadirkan konstruksi plaza megah nan menelan biaya trilyunan yen. Persebaran modernisasi dengan angkuhnya sudah menggagahi keserasian dan indahnya alam ini. Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan mencamkan hal-hal susunlah kalimat topik dengan baik dan pas jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan nan panjang gempal.Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut internal posisi yang menyolok dan jelas n domestik sebuah dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail/ prediksi-taksiran yang introduksi-pengenalan transisi, frase, dan radas lain di privat dan di antara gugus kalimat. Terserah beberapa teknik prinsip meluaskan paragraf yang dapat dilakukan. Teknik-teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut. Secara Saintifik Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan eksemplar yang sudah ada plong objek/kejadian yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu a urutan ruang spasial yang mengirimkan pembaca dari satu bintik ke noktah berikutnya nan berdekatan internal sebuah pangsa. Misalnya gambaran berbunga depan ke pinggul, dari luar ke dalam, dari sumber akar ke atas, berasal kanan ke kiri dan sebagainya; b urutan waktu kronologis yang mengilustrasikan pujuk terjadinya kejadian, polah, maupun tindakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan hipotetis berikut ini. a elus pangsa Bangunan itu terbagi privat empat ruang. Pada ruang permulaan yang sering disebut denganbangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini pelahap digunakan Adipati Sindungriwut untuk menerima pelawat kadipaten. Di sebelah kiri bangsal srimanganti, terwalak ruangan khusus lakukan menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan cendera ain dari kadipaten-kadipaten tidak. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kosen tersortir Kadipaten Ranggenah. Rubrik bekas menyimpan benda-benda pusaka dan cendera indra penglihatan ini selalu disebutkundalini mesem. Taksir jauh di sebelah kanan pangsa kundalini mesem terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menyebarkan aroma dupa. Ruang ini disebutira pamujan karena di wadah inilah Sang Adipati belalah mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter berusul ruang pamujan terdapat ruangan katai dengan sebuah tempayan lautan di tengahnya. Ruangan ini sering disebut denganruang reresik, karena kolom ini selalu digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum ikut ke ruang pamujan . b urutan waktu Menendang bola dengan sepatu mentah dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia yunior lulus berpunca STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub Pelita Jaya hingga masa ini. Tahun 1984 ia persaudaraan dipanggil kerjakan memperintim PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Masa ia dipanggil sekali lagi buat turnamen di Brunei tahun 1985, dia gagal memenuhinya karena kakinya cedera. Klimaks dan Antiklimaks Gagasan utama permulaan dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap minimum rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain sebatas gagasan yang paling panjang kursi/kepentingannya. Kamil berikut kiranya bisa memperjelas uraian ini. Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan keberhasilan tehnologi nan dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, cak semau traktor nan dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian makhluk, traktor sekali lagi turut-sertaan diberi pola sebagaimana tank. Baka traktor model tank ini setakat sekarang masih dipergunakan orang, yakni traktor yang mengaryakan roda kalung. Traktor begini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford juga tidak tunggakan dalam pembuatan traktor dan instrumen-alat pertanian lainnya. Jepang lagi enggak mau kalah bersaing kerumahtanggaan bidang ini. Barang Jepang yang solo di Indonesia populer dengan merek padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya. Pikiran utama pecah paragraf di atas adalah “rajah traktor mengalami kronologi pecah zaman ke zaman”. Pikiran terdahulu itu kemudian dirinci dengan gagasan-gagasan traktor yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor artifisial Ford, dan traktor buatan Jepang. Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan bukan yang lebih cacat. Umum – Khusus & Khusus – Publik deduktif & indiktif Cara pengungkapan paragraf yang paling kecil banyak digunakan yakni cara deduktif dan induktif. Berikut ini secara urut akan disajikan ideal paragraf yang dikembangkan dengan pendirian deduktif dan induktif. 1 Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah misal bahasa nasional . Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Perjaka sreg tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia sudah lalu menjadilingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang kembali makanya faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa kewedanan yang satu dengan bahasa daerah nan lain untuk mencapai kedudukannya bak bahasa nasional. 2 Dokumen-salinan dan keputusan-keputusan serta surat menyurat nan dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis intern bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Tetapi dalam keadaan tertentu , demi arti antarbangsa kadang-kadang ceramah sahih ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian pula pemakaian bahasa Indoensia oleh umum dalam seremoni, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan .Dengan alas kata tidak, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan awam berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia. Rang pengembangan paragraf sekali lagi ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut privat sebuah karangan maupun referensi. Ada paragraf yang berfungsi cak bagi menjelaskan, membandingkan, memperbalahkan, menggambarkan, atau memasalahkan. Berikut ini akan dipaparkan bentuk-tulangtulangan peluasan gugus kalimat bersendikanfungsinya dalam satu karangan. Perbandingan dan Pertempuran Untuk menambah kejelasan sebuah gambaran, sesekali panitera berusaha membandingkan alias mempertentangkan. Dalam peristiwa ini penyadur berusaha menunjukkan paralelisme dan berbedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/persangkalan adalah dua keadaan yang tingkatannya setolok dan kedua kejadian itu memiliki persamaan berbarengan perbedaan. Contoh berikut ini kiranya dapat memperjelas uraian di atas. Aji Elizabeth tidak begitu terkesan dengan mode, hanya besar perut berusaha tampil di wajah umum seperti barang apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling suka mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pengarah partai konservatif, ia melembutkan tendensi berpakaian dan rambutnya. Kamu membeli pakaian sekalian dua siapa setahun. Ia kian cenderung berbelanja ke bekas yang agak murah. Sira hanya mengaryakan kulah-kulah ke pernikahan , ke pemakaman, ke upacara lazim misalnya ke parlemen . Analogi Analogi biasanya digunakan buat membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Kias ini dimaksudkan lakukan menjelaskan situasi yang kurang dikenal tersebut. Berikut ini akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara analogi. Di n domestik contoh berikut ini panitera ingin mengklarifikasi perbedaan metafisika dengan ilmu. Filsafat bisa diibaratkan andai pasukan marinir yang merebut pantai buat mendaratkan pasukan infantri. Bala infasntri ini diibaratkan sebagai mantra pengetahuan yang diantaranya terwalak ilmu. Filsafatlah yang memenangkan palagan berpatokan bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah nan membelah argo dan merambah pangan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang boleh diandalkan. Metafisika menyerahkan daerah nan sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah pemasukan dilakukan, maka makulat pun pergiu kembali bertualang laut lepas, berspekulasi dan meneratas . Contoh-contoh Sebuah penyamarataan yang sesak umum sifatnya agar boleh memberikan penjelasan kepada pembaca, sesekali memerlukan konseptual-sempurna yang konkrit. Berikut ini akan disajikan contoh sebuah paragraf nan dikembangkan dengan contoh-cermin. Kalimat topik contoh berikut ini mengandung gagasan anak kunci adapun usaha pemerintah dalam mencari ketertinggalan desa., dijelaskan dengan sejumlah contoh, yaitu ABRI turut desa, mahasiswa ber-KKN, harian ikut desa, dan kemungkinan-kemungkinan lain. Dalam gambar mencari ketertinggalan desa baik n domestik meres pembangunan maupun dalam bidang informasi, berbagai macam usaha telah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk desa sudah lama kita kenal. Risikonya pun tidak mengecewakan, seperti perombakan perkembangan, pembuatan jeti, pemugaran kampung, dan tidak sebagainya. Arketipe lain adalah KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah sekali lagi dinikmati maka itu desa yang bersangkutan, misalnya peningkatan pengetahuan publik, penumpasan buta huruf, perbaikan dalam latar kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Pengunci-penghabisan ini harian juga diusahakan masuk desa, walaupun hasilnya masih belum kelihatan. Bisa jadi terlazim pun dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa Indonesia masuk desa, beskal masuk desa, elektrik masuk desa, dan sebagainya . Sebab – Akibat Hubungan kalimat privat sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam situasi ini sebab bisa berfungsi andai pikiran terdahulu, dan akibat umpama pikiran penjelas; atau sebaliknya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut Urut-urutan Jendral Sudirman akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Kian dari secebis jalan media kembali tersita maka itu kegiatan pedagang kaki panca. Untuk mengatasinya, pemerintah daerah akan memasang pagar pemisah antara kronologi kendaraan dengan trotoar. Cerocok ini juga berfungsi ibarat had pemuatan kemah pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berlepau. Pemuatan pagar ini terdesak dilakukan mengingat pelanggaran pedagang trotoar di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. Definisi Luas Bagi memberikan batasan tentang sesuatu, kadang kala penulis terdesak mengklarifikasi dengan bilang kalimat atau malah beberapa paragraf. Berikut ini akan disajikan contoh ekspansi paragraf yang berfungsi mengklarifikasi apa yang dimaksud dengan pompa hidran, bagaimana cara kerjanya, dan bagian-bagian dari pompa tersebut.. Pompa hidran Hydraulicran merupakan sejelis pompa yang dapat berkarya secara kontinue tanpa menunggangi bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal berpunca sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang kian panjang. Bagian utama sistem ini ialah pompa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katup awan, ruang mega , dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air bisa dipompakan karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga nan cukup jenjang dalam pangsa mega, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke wadah yang kian tangga permukaannya. Desain katub limbah dan katub penyetoran dibuat sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi bergantian . Klasifikasi Dalam peluasan paragraf, kadang-kadang kita mengklasifikasikan peristiwa-hal yang n kepunyaan paralelisme. Penggolongan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok-kerubungan yang lebih kecil. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf dengan pendirian mengelompokkan. Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan nan berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang tertulis kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa pengenalan, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan ekspansi merupakan kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan ki akal bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi rahasia bahasan dalam urutan yang sistematik. Diadopsi berpokok

Hr71ZvV.
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/706
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/336
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/128
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/689
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/83
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/78
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/278
  • 8kmzk77pu8.pages.dev/623
  • cara berlatih mengembangkan paragraf adalah