Jakarta - Natal berasal dari bahasa Portugis yang berarti kelahiran. Karena itu, Natal adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun pada 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Kata Natal berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis Hari Lahir. Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse 1038 atau Cristes-messe 1131, yang berarti Misa Kristus. Christmas kerap ditulis Χ'mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho. Dalam Alkitab bahasa Indonesia tidak dijumpai kata Natal, yang ada hanya kelahiran Yesus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria Mesir. Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan Natal dilakukan pada 5 atau 6 Januari, ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini diterima bahwa perayaan Natal pada 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap Dewa Matahari, Solar Invicti Surya yang tak terkalahkan, dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab Maleakhi 42; Lukas 178; Kidung Agung 610.Saat hari raya itu, juga ada tradisi seperti pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah dengan teman dan anggota keluarga. Selain itu ada kisah tentang Santa Klaus atau kehidupan pra-Kristen Eropa ada tradisi menghias pohon dan menempatkannya dalam rumah pada perayaan tertentu. Tradisi Pohon Terang modern berkembang dari Jerman pada abad ke-18.
FilmRohani Kristen | MENGETUK PINTU | Bagaimana Bisa Menyambut Kedatangan Tuhan Yesus? Dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus bernubuat:"Dan pada tengah malam terdengar teriakan, 'Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya'" (Matius 25:6). "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu
Jonathan Borba/Unsplash Perayaan Natal dikaitkan dengan kelahiran Yesus, namun pohon Natal tidak memiliki tempat dalam Kekristenan awal. Yesus Kristus diperingati oleh jutaan orang di seluruh dunia dengan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember. Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa ia tidak lahir pada hari itu, atau bahkan pada tahun 1 Masehi. Para peneliti berspekulasi bahwa Gereja Katolik Roma memilih 25 Desember karena berkaitan dengan titik balik matahari musim dingin dan Saturnalia, sebuah festival yang didedikasikan untuk dewa Romawi Saturnus. Gereja juga dapat mengkooptasi festival pagan yang populer ini, serta perayaan musim dingin agama-agama pagan lainnya, dengan memilih hari ini untuk merayakan ulang tahun Yesus, menurut ilmuwan teologi Ignacio L. Götz dalam bukunya "Jesus the Jew Reality, Politics, and Myth-A Personal Encounter" Christian Faith Publishing, 2019. Namun, tidak ada yang tahu persis kapan sebenarnya Yesus lahir. Dikutip dari Live Science, beberapa ilmuwan percaya bahwa Yesus lahir antara tahun 6 Sebelum Masehi dan 4 Sebelum Masehi. Keyakinan ini sebagian didasarkan pada kisah alkitabiah tentang Raja Herodes Agung. Dalam upaya untuk membunuh Yesus, sang raja diduga memerintahkan kematian semua bayi laki-laki di bawah usia 2 tahun yang tinggal di sekitar Betlehem, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Orang-orang Tak Bersalah. Ini terjadi tidak lama sebelum kematian Herodes sendiri, penanggalan yang masih diperdebatkan. Namun, sebagian besar ilmuwan, termasuk Peter Richardson dan Amy Marie Fisher dalam buku mereka "Herod King of the Jews and Friend of the Romans Second edition" Routledge, 2018, mengikuti penanggalan yang digunakan oleh sejarawan Romawi, yang percaya bahwa Herodes meninggal pada tahun 4 Sebelum Masehi. Tetapi para sejarawan tidak setuju tentang tahun kematian Herodes yang sebenarnya. Selain, itu banyak juga yang berpendapat bahwa pembunuhan bayi massal itu tidak lebih dari sebuah legenda. Baca Juga Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya? Baca Juga Demi Propaganda, Nazi Bikin Alkitab Anti-Semit dan Yesus Ras Arya Baca Juga Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya? Baca Juga Piet Hitam Si Pembantu Sinterklas, Rasisme dalam Budaya Natal Belanda PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Apasaja nama dan gelar Yesus Kristus? Apakah Yesaya pasal 53, 'Hamba Tuhan Yang Menderita', merupakan nubuatan tentang Yesus? Apakah yang dimaksud Jalan Salib itu, dan apa saja yang bisa kita pelajari darinya? Apakah Yesus hanyalah mitos? Apakah Yesus hanya tiruan dewa berhala dari agama kuno lainnya?
Ajari anak semangat berbagi di momen Natal. Foto Shutter StockSama seperti umat beragama lainnya, umat Kristen juga memiliki hari besar keagamaan yang dirayakan sepanjang tahun. Hari besar ini tercatat dalam kalender liturgi dan beberapa di antaranya ditetapkan sebagai hari libur nasional. Beberapa di antaranya yakni Hari Pentakosta, Hari Raya Paskah, Hari Raya Natal, dan Jumat Agung. Masing-masing memiliki makna tersendiri dalam perayaannya. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut penjelasan tentang hari besar agama Kristen yang bisa Anda Besar Agama KristenIlustrasi umat Kristen yang merayakan hari besar bersama. Foto PexelsBerikut adalah sejumlah hari besar agama Kristen yang perlu diketahui umat Kristiani. 1. Hari PentakostaIlustrasi cokelat Paskah Foto Shutter StockSemangat Pentakosta dimulai setelah hari raya Paskah. Dalam liturgi, ibadah ini ditandai melalui penyalaan lilin selama lima puluh hari atau paling tidak setiap hari Minggu dalam kurun waktu buku Kamus Sejarah Gereja oleh Wellem FD, suasana sukacita Paskah terus berlangsung dan berpuncak pada Pentakosta. Ini berlangsung sejak hari raya Paskah hingga hari ke-50, sebagai klimaks yang memahkotai masa raya Uskup atau teolog asal Yunani, Athanasius, menamai Minggu Agung atau Magna Dominica untuk hari Minggu Paskah ini. Sebab, dampak peristiwa kebangkitan Kristus yang dirayakan pada hari raya Paskah, kini telah membuahkan persekutuan umat percaya, sebagai hasil Kristen merayakan hari Pentakosta untuk memperingati turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid Yesus di Yerusalem. Hari istimewa ini juga dikenal dengan sebutan Minggu Kecil. Selama masa Pentakosta, puasa tidak diizinkan. Doa diucapkan dengan berdiri, sementara Haleluya lebih banyak Hari Raya PaskahIlustrasi makanan khas Paskah Foto berduka yang diikuti dengan berpuasa dan berpantang selama trihari Paskah, umat Kristiani mengakhirinya dengan sorak-sorai nyanyian "Haleluya!" pada hari raya Paskah. Orang tidak lagi berpuasa daging dan telur. Itulah sebabnya, perayaan Paskah dimeriahkan juga dengan makan telur. Telur melambangkan tradisi masyarakat dalam menyambut musim semi. Sering kali telur Paskah diwarnai merah sebagai lambang telur, anak-anak juga mencari kelinci yang disembunyikan di dalam kandang atau kebun. Kelinci Paskah merepresentasikan kesuburan dalam kehidupan pertama di musim buku Hari Raya Liturgi Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja oleh Rasid Rachman, jauh sebelum itu, paskah diperingati sebagai perayaan penyelamatan dunia yang Allah lakukan di dalam Kristus. Hari paskah dirayakan hanya pada satu malam, tepatnya pada tengah malam hingga Minggu fajar. Paskah adalah ibadah prosesi peristiwa diawali dari Bukit Zaitun dan gerbang Yerusalem pada Minggu Palem. Kemudian diteruskan pada Kamis Putih dan Jumat Agung sampai Minggu Paskah di tempat-tempat yang Hari Jumat AgungUmat Kristiani melaksanakan ibadah Jumat Agung di Gereja Katolik Kristus Raja, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 2/4. Foto Didik Suhartono/Antara FotoHari raya Jumat Agung dirayakan untuk memperingati kematian Yesus Kristus. Dalam Alkitab dijelaskan bahwa kematian Yesus terjadi karena penyaliban yang dilakukan untuk menebus dosa umat dengan namanya, hari raya ini diperingati pada hari Jumat di mana Yesus disalib karena tuduhan palsu orang Yahudi. Meskipun demikian, umat Kristiani percaya bahwa ini merupakan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia dari dan kematian Yesus telah dicatat oleh sejarawan terkemuka seperti Flavius, Yosefus, dan Tacitus. Sehingga ini merupakan fakta yang tak terbantahkan, benar-benar terjadi secara historis sebagaimana dicatat oleh Hari Raya NatalIlustrasi pohon natal. Foto PexelsNatal adalah hari raya umat Kristen yang dirayakan setiap 25 Desember untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria, teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei sebagai perayaannya, tetapi ada pula yang merayakannya pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain, perayaan Natal dilakukan pada 5 atau 6 Januari, ada pula yang jatuh pada bulan Desember. Sedangkan perayaan pada 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad macam tradisi digelar mulai dari mengirim kartu ucapan Natal, tukar kado, menghias pohon Natal, dan lain-lain. Perayaan Natal juga akrab dengan sosok Santa Claus atau Sinterklas, seorang tokoh legenda yang mengunjungi rumah anak-anak pada malam hari untuk membagikan Agama di IndonesiaIlustrasi umat Muslim yang menganut agama Islam. Foto PexelsAda enam agama yang diakui secara resmi di Indonesia, yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dirangkum dari Agama-Agama di Indonesia oleh Endang Ekowati, berikut masing-masing penjelasannya1. Agama IslamIslam adalah agama yang berpedoman pada Alquran, sebuah kitab suci yang diimani oleh umat Muslim dan firman langsung dari Tuhan seperti yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7. Umat Muslim percaya bahwa Islam adalah versi lengkap dari agama spiritual yang diturunkan berkali-kali melalui nabi-nabi sebelumnya, seperti Adam, Ibrahim, Musa, dan beberapa hari besar agama IslamIdul Adha 10 DzulhijjahMaulid Nabi atau Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul AwalNuzulul Quran 17 RamadhanTahun Baru Hijriah 1 Muharram2. Agama Kristen ProtestanKristen Protestan pertama kali diperkenalkan pada abad ke-16 Masehi dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran. Agama Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa penjajahan kolonial Belanda. Adapun inti ajaran Kristen, yaitu Sebagai pengikut Kebenaran, umat Kristen menerima Firman Alkitab yang penuh ilham sebagai penunjuk jalan yang secukupnya menuju Hidup yang Kristen mengakui dan menyembah satu Allah yang Mahatinggi dan tidak berhingga. Umat Kristen beriman mengakui Anak-Nya, satu Kristus; Roh Kudus atau Penghibur ilahi, dan manusia menurut gambar dan keserupaan beberapa hari besar agama Kristen Protestan3. Agama HinduAgama Hindu diyakini lahir di India sekitar tahun 1500 SM. Dari India, agama Hindu menyebar ke seluruh dunia dan memengaruhi kebudayaan-kebudayaan di dunia, termasuk Indonesia. Dalam agama Hindu, masyarakat dibagi atas kasta-kasta tertentu, yakni brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Pembagian masyarakat atas kasta-kasta ini pada dasarnya adalah pembagian tugas atau pekerjaan. Selain itu, ada kelompok masyarakat yang disebut paria, yaitu fakir miskin, penjahat, dan orang buangan. Berikut beberapa hari besar agama Hindu4. Agama BuddhaSama halnya dengan agama Hindu, agama Buddha tumbuh di India, tepatnya di India bagian timur. Agama ini didasarkan pada ajaran Sidharta Gautama yang dikenal sebagai Buddha atau seorang yang mendapat pencerahan. Agama Buddha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi golongan brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Menurut ajaran Buddha, kesempurnaan nirwana dapat dicapai setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta atau kaum beberapa hari besar agama Buddha5. Agama KatolikKatolik adalah agama yang meyakini Yesus Kristus sebagai Tuhan yang menjadi juru selamat bagi manusia. Agama ini masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-16. Adapun hal-hal pokok yang diimani orang Katolik, yaituAllah adalah Hakim yang Mahaadil, Ia membalas yang baik dan menghukum yang tiga Pribadi Allah Bapa, Putra dan Roh Putra telah menjadi manusia, menderita sengsara, wafat di salib, dan bangkit demi keselamatan manusia kekal atau tidak dapat Allah mutlak perlu agar manusia memperoleh beberapa hari besar agama Katolik6. Agama KonghucuAgama Konghucu merupakan salah satu agama besar di Tiongkok sejak zaman Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi. Agama ini masuk ke Indonesia dengan dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan Imigran. Konghucu dapat dikatakan berbeda dengan ajaran agama lain. Agama ini lebih menitikberatkan pada kepercayaan dan praktik yang individual bukan suatu agama Konghucu mengandung unsur pembentukan akhlak yang mulia bagi bangsa Tiongkok. Konghucu selalu menghindari pembicaraan tentang metafisika, ketuhanan, dan berbagai hal yang ajaib. Namun, ia tidak meragukan tentang adanya Tuhan yang Maha Esa yang dianut masyarakatnya. Berikut beberapa hari besar agama KonghucuTahun Baru Imlek/Kongzili/Yinli/Xin ZhengMenyambut turunnya malaikat dapur Chao Chun.Jing Tian Gong Sembahyang Besar kepada Tuhan YMEShang Yuan/Yuan Xiao atau Cap Go MeHari Wafat Nabi Kongzi Zhi Sheng Ji ZhenHari Sadranan Qing MingDuan Yang/Duan Wu/Bai ChunJing He Ping/Jing Hao PengZhong Qiu Sembahyang Purnama RayaZhi Sheng Dan Hari Lahir Nabi KongziDong Zhi Hari Genta RohaniHari Persaudaraan, Naiknya Malaikat Dapur Chao ChunApa saja agama resmi di Indonesia?Apa saja hari besar agama Katolik?Apa yang dimaksud dengan Jumat Agung?
Hanyadengan cara inilah manusia dapat sepenuhnya disucikan." Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak tentang misteri kedua-dua kali Tuhan berinkarnasi, sila klik untuk menonton klip video ini. Aku percaya selepas Anda menontonnya, Anda bisa memahami lebih banyak tentang usaha Tuhan yang sungguh-sungguh untuk menyelamatkan manusia dan kasihSumber christmas geniusNews / 1 December 2021 Lori Official Writer Kelahiran Tuhan Yesus menjadi peristiwa yang paling fenomenal sepanjang sejarah. Umat Kristiani pun menetapkan kelahiran Yesus sebagai hari keagamaan istimewa yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember. Di Natal inilah, proses kelahiran Yesus diungkapkan secara gamblang kepada orang-orang percaya untuk kembali mengingatkan bahwa kehadiran Tuhan Yesus ke dunia terjadi karena rencana ilahi atas dunia. Karena itulah kita akan banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh Natal yang menjadi saksi proses kelahiran Tuhan Yesus. Adapun 10 tokoh Natal ini diantaranya adalah 10. Yesaya Yesaya 9 Berabad-abad sebelum Yesus datang ke dunia, seorang nabi bernama Yesaya telah menubuatkan kedatangan-Nya di masa depan. Dia bahkan menyematkan nama Yesus dengan Sang Juruslamat’. “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.” Yesaya 9 6-7 9. Mikha Mikha 5 2 Seperti Yesaya, Mikha juga telah menubuatkan kelahiran Yesus bertahun-tahun sebelum peristiwa itu terjadi. Mikha bahkan menyampaikan siapa’ dan dimana’ Yesus akan dilahirkan. Dia menyebutkan kota Betlehem dan suku Yehuda berkaitan erat dengan sang Mesias tersebut. Mikha menyebutnya dengan spesifik. “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mikha 5 2 Baca Juga 15 Gambar dan Ucapan Natal Lengkap dengan Ayat Alkitab 8. Elisabet Lukas 1 Elisabet adalah sepupu dari Maria. Saat Maria datang berkunjung, Elisabet yang saat itu sedang mengandung segera mengetahui bahwa Maria sedang mengandung sosok yang istimewa. Elisabet bahkan memuji Maria karena dia telah dipilih oleh Allah untuk mengandung sang Juruslamat dunia. “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” Lukas 1 42 7. Orang Majus Orang Majus adalah salah satu tokoh Natal terfavorit. Mereka tidak hanya bersemangat untuk menyembah sang Raja yang baru lahir dan melakukan perjalanan untuk bertemu langsung dengan bayi Yesus. “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.” Matius 2 11-12 6. Simeon Lukas 2 34-35 Simeon adalah orang benar yang berpengharapan akan melihat Mesias sebelum dia mati. Kedatangan Tuhan Yesus pun dinyatakan kepadanya secara pribadi oleh Roh Kudus. “…kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.” Lukas 2 26 “Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri-, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Lukas 2 34-35 BACA HALAMAN BERIKUTNYA ->5. Raja Herodes Matius 2 13 Raja Herodes adalah orang yang paling menentang kedatangan Tuhan Yesus. Dia takut jika Yesus akan merebut kekuasaannya sebagai raja. Namun dengan pimpinan Tuhan, Maria dan Yusuf bisa melindungi bayi Yesus lolos dari pembantaian yang direncanakan oleh Raja Herodes. “Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."” Matius 2 13 4. Yesus Yohanes 3 16 Jangan lupakan fokus utama dari kisah ini yaitu Tuhan Yesus. Dia adalah tokoh utama dalam Natal. Yesus yang adalah Allah sendiri mau menjadi manusia untuk menyatakan kuasa dan kasih-Nya atas dunia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3 16 Baca Juga 7 Lagu Natal Paling Legendaris Sepanjang Masa 3. Yusuf Matius 1 18-25 Yusuf menjadi pria yang paling mendukung rencana Allah. Karena dia mau menerima Maria yang mengakui kehamilannya itu kepada Yusuf, yang saat itu adalah tunangannya. Sebagai pribadi yang hidup di dalam Tuhan, Yusuf mengambil tanggung jawab untuk menikahi Maria dan menjaganya selama proses mengandung hingga melahirkan dan melindungi bayi Yesus dari ancaman pembunuhan Raja Herodes. 2. Malaikat Gabriel Lukas 1 30-33 Gabriel bisa dibilang adalah orang pertama yang mengetahui rencana kelahiran Tuhan Yesus. Karena Bapa mengutus dia untuk menyampaikan kabar bahagia ini langsung kepada Maria. “Kata malaikat itu kepadanya "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Lukas 1 30-33 1. Maria Lukas 1 26-38 Maria adalah tokoh pertama dalam Alkitab yang menjadi saksi kelahiran Yesus. Dia adalah saksi nyata bagaimana Allah telah menggenapi nubuatan yang sudah dinyatakan jauh sebelum peristiwa tersebut terjadi. Maria pun mengandung oleh Roh Kudus dan menerima kepercayaan tersebut sekalipun tantangan yang harus ia hadapi cukup sulit, bahkan mengancam nyawanya. Karena hamil di luar nikah adalah hal yang sangat memalukan menurut tradisi Yahudi. Namun setelah malaikat Gabriel menyampaika kabar tersebut, Maria dengan sepenuh hati berkata. “Kata Maria "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.” Lukas 1 38 Mari belajar dari tokoh-tokoh Natal ini, bahwa dengan ketaatan kita Tuhan akan melayakkan kita untuk menjadi saksi penting dari kuasa-Nya. Sementara dari Raja Herodes kita belajar bahwa kejahatan apapun tidak bisa membatalkan rencana Tuhan atas dunia. Jadi selama masa menyambut kelahiran Tuhan Yesus, mari belajar untuk mau taat dan setia seperti tokoh-tokoh Natal ini. Sumber Halaman Tampilkan per Halaman Assalamualaikum Wr WbHalo sobat Al Mahdi TV, nantikan video video dakwah yang bermanfaat dengan cara klik tombol subscribe dan tekan tombol locengnya..Mari
Jonathan Borba/Unsplash Perayaan Natal dikaitkan dengan kelahiran Yesus, namun pohon Natal tidak memiliki tempat dalam Kekristenan awal. Yesus Kristus diperingati oleh jutaan orang di seluruh dunia dengan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember. Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa ia tidak lahir pada hari itu, atau bahkan pada tahun 1 Masehi. Para peneliti berspekulasi bahwa Gereja Katolik Roma memilih 25 Desember karena berkaitan dengan titik balik matahari musim dingin dan Saturnalia, sebuah festival yang didedikasikan untuk dewa Romawi Saturnus. Gereja juga dapat mengkooptasi festival pagan yang populer ini, serta perayaan musim dingin agama-agama pagan lainnya, dengan memilih hari ini untuk merayakan ulang tahun Yesus, menurut ilmuwan teologi Ignacio L. Götz dalam bukunya "Jesus the Jew Reality, Politics, and Myth-A Personal Encounter" Christian Faith Publishing, 2019. Namun, tidak ada yang tahu persis kapan sebenarnya Yesus lahir. Dikutip dari Live Science, beberapa ilmuwan percaya bahwa Yesus lahir antara tahun 6 Sebelum Masehi dan 4 Sebelum Masehi. Keyakinan ini sebagian didasarkan pada kisah alkitabiah tentang Raja Herodes Agung. Dalam upaya untuk membunuh Yesus, sang raja diduga memerintahkan kematian semua bayi laki-laki di bawah usia 2 tahun yang tinggal di sekitar Betlehem, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Orang-orang Tak Bersalah. Ini terjadi tidak lama sebelum kematian Herodes sendiri, penanggalan yang masih diperdebatkan. Namun, sebagian besar ilmuwan, termasuk Peter Richardson dan Amy Marie Fisher dalam buku mereka "Herod King of the Jews and Friend of the Romans Second edition" Routledge, 2018, mengikuti penanggalan yang digunakan oleh sejarawan Romawi, yang percaya bahwa Herodes meninggal pada tahun 4 Sebelum Masehi. Tetapi para sejarawan tidak setuju tentang tahun kematian Herodes yang sebenarnya. Selain, itu banyak juga yang berpendapat bahwa pembunuhan bayi massal itu tidak lebih dari sebuah legenda. Baca Juga Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya? Baca Juga Demi Propaganda, Nazi Bikin Alkitab Anti-Semit dan Yesus Ras Arya Baca Juga Mengulik Tradisi Memasang Pohon Natal, Siapa yang Memulainya? Baca Juga Piet Hitam Si Pembantu Sinterklas, Rasisme dalam Budaya Natal Belanda Dalam bukunya yang berjudu; "Zealot The Life and Times of Jesus of Nazareth" Random House, 2013, sarjana keagamaan dan penulis Reza Aslan menulis bahwa pembantaian Herodes adalah "sebuah peristiwa yang tidak ada sedikitpun bukti yang menguatkan dalam kronik atau sejarah dari masa apakah Yahudi, Kristen, atau Romawi." Para sarjana lain telah berusaha untuk menghubungkan "Bintang Betlehem," yang konon menandai kelahiran Yesus, dengan peristiwa astronomi yang sebenarnya untuk menentukan tahun kelahirannya. Misalnya, dalam artikel tahun 1991 di Quarterly Journal of Royal Astronomical Society, astronom Colin Humphreys mengusulkan bahwa bintang dongeng itu sebenarnya adalah komet yang bergerak lambat. Humpreys mengatakan keberadaan komet tersebut pernah dicatat oleh para pengamat Tiongkok pada tahun 5 Sebelum Masehi. Namun, teori Humphreys sejak itu telah dibantah. Bulan kelahiran Yesus juga menjadi titik perdebatan, dengan satu teori menyatakan bahwa Bintang Betlehem mungkin adalah Venus dan Yupiter yang datang bersama-sama untuk membentuk cahaya terang di langit, peristiwa langka yang terjadi pada bulan Juni tahun 2 Sebelum Masehi. Kemungkinan lain adalah konjungsi serupa antara Saturnus dan Jupiter, yang terjadi pada Oktober tahun 7 Sebelum Masehi. Tapi yang jelas, dari semua teori ilmiah yang ada, tidak ada yang menyebut bulan Desember. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Misterinatal dan ketuhanan Yesus Masyhud sm di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Misteri natal dan ketuhanan Yesus Masyhud sm di Toko Fauzi Baim.
Yesusadalah orang Yahudi. Kata Kristen baru muncul setelah Yesus wafat. Oleh para pengikutnya, Yesus diimani sebagai Kristus yang artinya “Yang diurapi”, Raja, Sang Juruselamat. Kristen artinya pengikut Kristus. Perjalanan sejarah selama 2.000 tahun ini kemudian “mengkerangkeng” Yesus seolah-olah ia hanya milik orang beragama Kristen.
Peristiwa Natal tak lepas dari peranan keluarga Maria dan Yusuf yang sejak kelahiran Yesus di tengah-tengah mereka, keluarga mereka disebut Keluarga Kudus. Kisah Keluarga Kudus tidak dibangun atas dasar hubungan suami-istri secara jasmaniah-badaniah antara Maria dan Yusuf sehingga lahirlah Yesus. Hubungan Maria dan Yusuf sebagai suamiistri begitu unik, sebab Maria mengandung justru ketika sedang bertunangan dengan Yusuf. Kisah mengenai Keluarga Kudus dimulai saat Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel, yang menyatakan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus diberi nama Yesus bdk. Lukas 131. Ketika Maria menerima kabar tersebut, dia sedang bertunangan dengan seorang laki-laki bernama Yusuf dari keluarga Daud Lukas 127. Demikianlah, Maria mengandung dan melahirkan anak, seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena mereka tidak mendapat tempat di rumah penginapan bdk. Lukas 27. Begitulah, Keluarga Kudus beranggotakan tiga pribadi utama, yakni Yesus sebagai anak, Maria sebagai ibu dan istri, serta Yusuf sebagai bapak dan suami. Maria, perawan dari sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret, dipilih menjadi “ibu” Keluarga Kudus karena dialah “yang dikaruniai, Allah besertanya” bdk. Lukas 128. Tak pernah terjadi sebelumnya pada siapa pun, bahwa Allah mengutus Malaikat Gabriel untuk menyampaikan rahmat dan perutusan khusus kepada seorang gadis perawan dengan tugas, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus!” Lukas 131. Maria dipanggil dan diutus untuk menjadi ibu Keluarga Kudus. Yesus lahir sebagai anak dengan identifikasi khusus. “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan” Lukas 132-33. Maka, kelahiran Yesus tidak terjadi atas hasrat dan keinginan seorang lelaki. Maria mengandung bukan atas kehendak manusia lelaki. Maria mengandung, dan dengan itu mulailah tumbuh rahmat keibuannya karena “Roh Kudus turun atasnya dan kuasa Allah Yang Mahatinggi menaungi dia; itulah sebabnya anak yang dilahirkannya disebut kudus, Anak Allah” bdk. Lukas 135. Yesus lahir, hidup, tumbuh berkembang dalam bimbingan Maria dan Yusuf. Maria dan Yusuf disahkan dan diakui sebagai orang tua Yesus lih. Lukas 241-51. Sebagai anak laki-laki sulung, oleh kedua orang tuanya, Maria dan Yusuf, Yesus disunat seturut hokum Taurat dan dipersembahkan kepada Allah di kenisah lih. Lukas 221-38. Dalam naungan Keluarga Kudus, Yesus “bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya” Lukas 240. Makin hari, “Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” Lukas 252. Yusuf adalah kepala Keluarga Kudus, meski kelahiran Yesus dari Maria bukan karena buah darah dan dagingnya. Yesus lahir dari rahim perawan Maria bukan karena tindakan Yusuf, melainkan karena daya kuasa Roh Kudus! Namun, Yusuf tetap diterima dan diakui sebagai “ayah” Yesus di dunia, karena Yusuf adalah suami Maria. Maria sendiri menegaskan hal itu kepada Yesus ketika mereka menemukan Yesus di kenisah. Maria berkata, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu yakni Yusuf – pen. dan aku dengan cemas mencari Engkau!” Lukas 248. Bagaimana dan sejauh mana peranan Yusuf sebagai kepala Keluarga Kudus memang tidak banyak dikisahkan dalam Injil. Namun peranan Yusuf sebagai bapak keluarga cukup besar, juga sejak Yesus dalam kandungan Maria. Keputusan Yusuf untuk menerima Maria secara tulus walau Maria mengandung bukan karena hubungan suami-istri dengannya adalah keputusan yang luar biasa. Keputusan itu diambil dalam pertimbangan yang matang, hening dan atas tuntunan malaikat Tuhan sendiri. Itulah yang digambarkan St. Matius dalam Injilnya. Ketika Maria, bertunangan dengan Yusuf, dan ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami-istri; Yusuf memang sempat mengalami keguncangan! Sebagai orang yang tulus hati, dia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum. Maka ia bermaksud menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak lakilaki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Dan Yusuf pun berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya, kendati tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus lih. Matius 118-25. Begitulah Yusuf menerima Maria sebagai istrinya dan Yesus yang dalam kandungan Maria sebagai anaknya. Yesus pun diterima sebagai anak Yusuf?” lih. Luk 422. Yesus tumbuh, berkembang dan hidup dalam Keluarga Kudus dalam segala kesederhanaannya. Setiap hari, Yesus, Maria, dan Yusuf hidup dan berinteraksi secara normal dengan keluarga-keluarga lain di Nazaret. Sebagai anak, Yesus bermain dan berlari di halaman rumah bersama dengan anak-anak lain yang sebaya. Yesus juga belajar dari keterampilan ayahnya sebagai tukang kayu. Demikian juga dengan Maria dan Yusuf. Sama seperti layaknya para wanita lain di Nazaret, Maria cenderung mengerjakan pekerjaan rumah, membersihkan, memasak, mencuci, membuat pakaian. Yusuf pun bekerja sesuai dengan ketrampilannya, mungkin juga sesekali pergi ke ladang untuk memanen anggur dan buah zaitun. Yang jelas, menurut catatan St. Lukas, dalam asuhan Maria dan Yusuf, “Yesus makin bertambah hikmat- Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” Lukas 252. Keluarga Kudus Nazaret, Yesus, Maria dan Yusuf hidup dalam kesederhanaan. Itulah yang hendak ditegaskan oleh St. Lukas. Catatan itu ditujukan sebagai kabar baik bagi setiap orang yang hendak meneladani Keluarga Kudus. Sesungguhnya, hidup kita juga mengalir dalam kesederhanaan, dalam peristiwa-peristiwa yang biasa, rutin dan kadang tampak membosankan. Tetapi dalam situasi dan keadaan itulah kita diajak untuk menemukan dan menangkap misteri penjelmaan yang terjadi dalam peristiwa hidup yang sederhana dan biasa. Lihatlah, dalam Keluarga Kudus yang sederhana dan biasa itu, cukup tiga pribadi sederhana yang saling mengasihi satu sama lain. Dan dari dalam Keluarga Kudus itulah wajah dunia akan diubah menjadi berkah, sebab dari Keluarga Kudus itulah tampil Sang Juruselamat bagi seluruh umat manusia! Selamat Natal bagi yang merayakannya. Aloys Budi Purnomo Pr, Rohaniwan, Budayawan Interreligius, Ketua Komisi HAKKeuskupan Agung Semarang, Kepala Campus Ministry Unika Seogijapranata Sumber Investor Daily Saksikan live streaming program-program BTV di sini BSNg8.